Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dinyatakan Gagal Bayar oleh Fitch Ratings, Evergrande Bakal Restrukturisasi

HONG KONG, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings menyatakan raksasa kontruksi terbesar kedua di China, Evergrande, gagal bayar (default).

Lembaga pemeringkat itu menurunkan peringkat perusahaan dan anak perusahannya menjadi gagal bayar terbatas (restricted default), yang artinya perusahaan telah gagal memenuhi kewajiban keuangannya.

Penurunan peringkat oleh Fitch mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar bunga yang jatuh tempo pada awal pekan ini di obligasi berdenominasi dolar AS.

Pembayaran obligasi seharusnya sudah jatuh tempo sebulan yang lalu dengan masa tenggang berakhir pada Senin (6/12/2021).

Setelah jatuh tempo dan berakhirnya masa tenggang, raksasa properti itu tidak membuat pengumuman apapun mengenai pembayaran bunga utang, pun tidak menanggapi pertanyaan dari Fitch.

"Oleh karena itu, kami berasumsi bahwa mereka (kreditur) tidak dibayar," kata Fitch, dikutip dari CNN, Jumat (10/12/2021).

Sebagai informasi, Evergrande memiliki total kewajiban sekitar 300 miliar dollar AS. Analis di pasar telah khawatir krisis Evergrande dapat memicu krisis yang lebih luas di pasar properti China.

Pada akhirnya, merugikan pemilik rumah dan sistem keuangan yang lebih luas.

Kekhawatiran makin diperparah ketika bank sentral AS, The Fed, menyatakan masalah di sektor real estate China dapat merusak ekonomi global.

Ada rencana restrukturisasi

Sejatinya, Evergrande telah memperingatkan dan berkali-kali mengatakan kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar utang. Pasalnya, Evergrande tidak memiliki cukup dana untuk membayar.

Di saat yang sama, manajemen berencana untuk secara aktif terlibat dengan kreditur luar negeri dalam rencana restrukturisasi.

Perseroan akan membentuk komite manajemen risiko yang dipimpin oleh ketua dan pendiri Evergrande, Xu Jiayin. Komite bakal fokus mengurangi dan menghilangkan risiko di masa depan akibat gagal bayar yang terjadi.

Kendati begitu, kekhawatiran sudah menyebar dan membuat saham emiten anjlok 20 persen minggu ini. Sepanjang 2021, sahamnya turun 87 persen.

Di sisi lain, perusahaan selama beberapa bulan terakhir telah putar utang untuk mengumpulkan uang, Xu bahkan telah menjual aset pribadi untuk menopang keuangannya.

Bukan cuma Fitch, lembaga pemeringkat kredit S&P juga menyatakan Evergrande tidak bisa mengelak dari kondisi gagal bayar, setelah sebelumnya berhasil membayar bunga obligasi yang sudah jatuh tempo sebelum masa tenggang berakhir.

Kini, perseroan masih memiliki kewajiban pembayaran kembali sebesar 3,5 miliar dollar AS pada obligasi berdenominasi dolar AS yang akan jatuh tempo dalam beberapa bulan mendatang.

"Evergrande tampaknya tidak membuat banyak kemajuan dalam melanjutkan konstruksi, mengingat kesulitannya dalam meningkatkan pembiayaan baru," tulis analis S&P Global.

Bantuan pemerintah

Pemerintah China sebetulnya sudah berusaha menahan dampak tersebut.

Pada Jumat pekan lalu, Pemerintah Provinsi Guangdong, basisnya Evergrande, berencana mengirim kelompok kerja ke perusahaan untuk mengawasi manajemen risiko, memperkuat kontrol internal, dan mempertahankan operasi normal, atas permintaan perusahaan.

Bank sentral China dan regulator keuangan top lainnya telah mencoba meyakinkan publik bahwa masalah Evergrande dapat diatasi.

Bank sentral pada hari Senin juga mengumumkan akan memompa 188 miliar dollar AS ke dalam perekonomian, untuk melawan kemerosotan sektor real estate.

"Hak-hak pemegang saham dan kreditur Evergrande akan sepenuhnya dihormati sesuai dengan ketentuan hukum," kata Gubernur PBOC, Yi Gang, beberapa waktu lalu.

https://money.kompas.com/read/2021/12/10/085929126/dinyatakan-gagal-bayar-oleh-fitch-ratings-evergrande-bakal-restrukturisasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke