Melansir RTI, pada perdagangan sesi I saham NASI melesat 34,19 persen di level 208 per saham atau masuk dalam radar auto reject atas (ARA) oleh bursa. Adapun volume perdagangan nasi sebesar 105,1 juta saham dengan nilai transaksi Rp 20,9 miliar.
“IPO ini merupakan key milestone dalam perjalanan perseroan untuk melangkah sebagai perusahaan publik yang accountable, transparan dan bertanggungjawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnis kedepan,” ujar Piero Mustafa, Direktur Utama NASI, melalui siaran pers.
NASI melepas sebanyak 200 juta saham biasa atas nama atau sebanyak 24,77 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp 10 setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 155 per sahamnya.
Dengan harga tersebut, total perolehan dana NASI dari IPO sebesar Rp 31 miliar. Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi, 10 persen dana IPO akan digunakan untuk pembelian kendaraan seperti truk, mobil box, dan motor dari pihak ketiga dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan, termasuk dalam rangka mendukung distribusi Produk Perseroan.
Sekitar 3 persen lainnya akan digunakan untuk pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Desa Karanganyar, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat dengan luas 2.589 meter yang akan digunakan untuk gudang Perseroan.
Sdementara 12 persen lainnya akan digunakan untuk membiayai pembangunan gudang Perseroan di atas Tanah Target, di mana pembangunan gudang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2022 dan akan dibangun oleh kontraktor pihak ketiga yang akan ditunjuk oleh perseroan.
Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.
Dalam kondisi perekonomian nasional yang belum pulih total sebagai akibat pandemi COVID-19, perseroan tetap optimis bahwa bisnis perseroan akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan pokok masyarakat terhadap beras.
“Dengan menyandang status sebagai perusahaan terbuka akan terus menerapkan prinsip good corporate governance dalam setiap langkah yang diambil, dan dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang lebih besar, serta memberi kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan,” jelas dia.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
https://money.kompas.com/read/2021/12/13/134056226/baru-melantai-di-bei-saham-nasi-kena-auto-reject-atas