Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BCA dan Bank Permata Masih Minati Pembiayaan Batu Bara, di Tengah Isu Perubahan Iklim

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja melihat prospek sektor pembiayaan batu bara masih cukup bagus bagi bank lokal karena bank asing tidak mau lagi masuk.

Jahja berpendapat, Indonesia belum bisa lepas dari batu bara.

Seperti diketahui, pembangkit listrik di Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara.

Penggunaan batu bara tidak bisa dihentikan begitu saja

Meski pemerintah berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan, pembangkit listrik tenaga batu bara tidak bisa dihentikan begitu saja.

"Kita tidak mungkin mendapatkan energi hanya dari sungai-sungai (energi baru terbarukan), itu kapasitasnya kecil. Satu-satunya potensi yang kita punya adalah batu bara," katanya dalam webinar baru-baru ini, sepertin dikutip dari Kontan.co.id. 

"Di daerah terpencil, kebutuhan energi untuk bangun smelter, kalau diambil dari PLN pun ujung-ujungnya pakai batu bara juga," lanjut Jahja.

Jahja berharap dalam sementara waktu sebelum tahun 2030, perbankan tetap bisa diberikan kemudahan dalam menyalurkan kredit ke sektor pertambangan, terutama batu bara. 

Bank Permata tetap biaya sektor batu bara, tapi terapkan prinsip ESG

PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga masih membuka diri terhadap pembiayaan di sektor batubara, walaupun sangat selektif.

"Kami sangat selektif dalam melakukan pembiayaan di sektor ini," kata Darwin Wibowo Direktur Wholesale Banking Bank Permata, sepetti dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (10/12/2021).

"Pastinya selalu menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) yang baik. Banyak hal yang kami lihat, termasuk salah satunya unsur environment," lanjutnya. 

Darwin tidak merinci berapa total outstanding kredit Bank Pertama saat ini yang disalurkan ke sektor batu bara ataupun pertambangan.


Pensiun dini pembangkit listrik batu bara mulai 2030

Pemerintah berencana memberlakukan pensiun dini (early retirement) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara mulai tahun 2030.

PLTU tersebut akan diganti dengan energi yang lebih hijau atau energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini menyusul komitmen Indonesia dalam National Determined Contribution (NDC) di Paris Agreement.

Dalam dokumen NDC, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

"Jadi dalam upaya mendorong pencapaian net zero emission 2020 or sooner salah satu yang didorong adalah early retirement PLTU. Early retirement PLTU PLN dimulai sekitar 2030 sampai 2050," kata Peneliti Madya Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Joko Tri Haryanto dalam Kompas Talks, Kamis (21/10/2021).

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Begini prospek pembiayaan batubara di tengah komitmen pembangunan berkelanjutan. 

https://money.kompas.com/read/2021/12/13/180036526/bca-dan-bank-permata-masih-minati-pembiayaan-batu-bara-di-tengah-isu-perubahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke