Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan Unjuk Diri di Dunia Rintisan Teknologi

Oleh: Intania Ayumirza & Brigitta Valencia Bellion

BISNIS rintisan berbasis teknologi (tech startup) terus melebarkan sayap di Tanah Air. Walau masih didominasi laki-laki, sosok perempuan kini turut membuktikan eksistensinya. Sebut saja Hijup, Female Daily Network, Prelo, Binar Academy, atau Base yang diinisiasi oleh perempuan.

Kendati memiliki potensi dan kemampuan yang setara dengan laki-laki, Financial Times mengungkapkan bahwa perusahaan yang dipimpin perempuan umumnya akan lebih sulit meraih pendanaan untuk mengakselerasi bisnisnya.

Berdasarkan data dari Wired, pada tahun ini, total pendanaan yang diberikan kepada wirausahawan perempuan di Amerika Serikat (AS) mencapai angka terendah selama lima tahun belakangan. Perusahaan yang sepenuhnya dipimpin oleh perempuan hanya mendapat 2,3 persen dari total pendanaan modal ventura secara global.

Perempuan pendiri perusahaan tak jarang menerima diskriminasi saat berupaya untuk meraih pendanaan dari pemodal ventura. Alih-alih dinilai berdasarkan visi perusahaannya, mereka justru dicecar oleh berbagai keraguan hingga pertanyaan mengenai potensi kerugian di masa depan.

Kenyataan pahit ini lantas dibuktikan oleh data dari peneliti Harvard pada tahun 2018 yang menemukan bahwa perusahaan rintisan dengan pemimpin laki-laki mendapat pendanaan lima kali lebih besar daripada yang dipimpin perempuan.

Menanggapi fenomena ini, lahir berbagai gerakan untuk mendukung para perempuan yang bergerak di bidang teknologi. Beberapa di antaranya, yakni berupa program akselerator, kompetisi, serta pemodal ventura yang secara khusus mendukung pendanaan.

Program akselerasi

Bagi perempuan pendiri bisnis teknologi yang masih berada di tahap awal pengembangan, berbagai program akselerator bisa menjadi jalan untuk menaikkan level bisnisnya. Walaupun belum mudah ditemui di Indonesia, sejumlah program diketahui sudah terbuka bagi perempuan di berbagai penjuru dunia.

Saat ini, beberapa program yang tersedia di antaranya adalah Google for Startups Accelerator: Woman Founders, APAC Women Founders, atau Female Founders Mentoring Hours (FFMH). Melalui program ini, perempuan bisa mendapatkan pelatihan dari para pakar.

Selain itu, program ini biasanya akan membekali mereka melalui sesi mentorship yang tidak hanya terbatas pada pertemuan tatap muka, tapi juga secara jarak jauh.

Kompetisi bisnis rintisan

Di beberapa negara, terdapat kompetisi bisnis rintisan yang dikhususkan untuk perempuan, seperti kompetisi dari WomenX Impact, She Loves Tech, dan SheDisrupts Indonesia. Di samping mendapatkan hadiah berupa pendanaan, para pemenang juga mendapat pembinaan hingga kesempatan untuk melakukan presentasi bisnis (pitching) di hadapan para investor.

“Dari sisi kompetisi startup besar pun, ada juga kompetisi startup yang hanya dapat diikuti oleh pendiri perempuan, yaitu namanya She Loves Tech, ya. Para pemenang tersebut juga bisa mendapatkan uang tunai—nomor satu—dan dapat kesempatan untuk melakukan pitching langsung ke investor global,” kata Gabriella Thohir, investment analyst Skystar Capital, dalam siniar OBSESIF yang bertajuk “Unique Opportunities for Female Founder”.

Pemodal Ventura

Menurut catatan dari Axios, hanya ada 12,4 persen perempuan yang menduduki posisi pengambil keputusan dari seluruh pemodal ventura di AS. Ketimpangan angka ini cukup memengaruhi proses pendanaan bagi perusahaan yang dipimpin oleh perempuan.

Kendati demikian, saat ini terdapat beberapa pemodal ventura yang memfokuskan pendanaannya kepada perusahaan dengan beberapa kriteria, seperti didirikan oleh perempuan, memiliki dampak besar bagi perempuan, ataupun memiliki mayoritas konsumen perempuan.

“Ada juga pemodal ventura yang memprioritaskan penyediaan dana untuk pebisnis perempuan atau untuk startup yang membuat solusi bagi kaum perempuan, ya, alias namanya female-focused funds. Contohnya ada Halogen Ventures di Amerika Serikat ataupun Teja Ventures di Asia Tenggara,” ujar Gabriella.

Para perempuan pendiri bisnis rintisan teknologi juga patut bersyukur atas kehadiran All Raise, sebuah gerakan yang diinisiasi oleh investor perempuan bernama Aileen Lee semenjak tahun 2017.

Awalnya, Aileen membentuk sebuah grup dukungan informal untuk menggerakkan para perempuan untuk meningkatkan jumlahnya di pemodal ventura agar angka pendanaan meningkat.

Walaupun saat ini di Indonesia belum banyak gerakan atau pembinaan yang dikhususkan bagi para perempuan pendiri perusahaan rintisan, Gabriella menekankan bahwa mereka juga memiliki kesempatan yang sama di berbagai program global.

“Opportunity ini (program akselerator, kompetisi, dan pendanaan di luar negeri) bisa diakses oleh pendiri perempuan di Indonesia. Jadi, walaupun di Indonesia sendiri mungkin belum terlihat, ya, yang spesifik untuk female founders Indonesia, tapi Cocoon Capital dan juga beberapa pihak-pihak lain yang tertarik di bagian ini membuka pintu untuk female founders di seluruh negara termasuk Indonesia,” sebutnya.

Lebih jauh tentang topik perempuan pendiri perusahaan rintisan ini tersedia dalam siniar OBSESIF bertajuk “Gabriella Thohir: Unique Opportunities for Female Founder”.

https://money.kompas.com/read/2021/12/14/131200526/perempuan-unjuk-diri-di-dunia-rintisan-teknologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke