Bendahara negara ini merinci, porsi suntikan modal kepada BUMN lebih mendominasi, yakni mencapai 51,8 persen dari total suntikan Rp 695,6 triliun.
"Kalau kita lihat tidak semua ada di BUMN. 51,8 persen adalah di BUMN, di BLU ada 48,13 persen. Kalau BLU adalah kekayaan negara tidak dipisahkan, neraca konsolidasi dengan kita; kalau BUMN kekayaan negara yang dipisahkan," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (15/12/2021).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, suntikan modal ke perusahaan pelat merah mencapai Rp 361 triliun. Dari jumlah tersebut, ada sekitar Rp 12,7 triliun untuk membantu restrukturisasi badan usaha yang kesulitan keuangan.
17 BUMN terima suntikan modal untuk restrukturisasi
Tercatat ada sekitar 17 BUMN yang menerima suntikan modal untuk restrukturisasi, antara lain Perum PPD Rp 0,04 triliun, PT Garuda Indonesia Rp 1 triliun, PT Perusahaan Pengelola Aset Rp 3,5 triliun, PT Pupuk Iskandar Muda Rp 1,34 triliun, PT Dirgantara Indonesia Rp 3,99 triliun, dan sebagainya.
"BUMN biasanya mereka menghadapi kesulitan dari neraca dan bahkan mendekati kebangkutan. Ada 17 BUMN yang dapat dana PMN untuk restrukturisasi. Ke depan saya akan minta kepada DJKN utk meneliti berbagai langkah restrukturisasi ini," ungkap Sri Mulyani.
Lainnya, untuk pendirian BUMN baru seperti Penjaminan dan Pembiayaan Infrastruktur (PPI) Rp 2 triliun dan Pembiayaan Perumahan Rp 1 triliun.
Sementara sisanya sebesar Rp 345,6 triliun untuk meningkatkan kinerja BUMN, seperti pembiayaan ekspor Rp 23,7 triliun, penyediaan kredit mikro Rp 24,01 triliun, kedaulatan pangan Rp 11,45 triliun, pembangunan infrastruktur dan konektivitas Rp 184,17 triliun, hingga kemandirian energi Rp 56,31 triliun.
"Ada 8 BUMN (penerima PMN peningkatan kinerja), dalam hal ini mulai dari pembiayaan ekspor, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, peningkatan industri strategis, dan lain-lain," jelas Sri Mulyani.
Suntikan modal pemerintah untuk BLU
Lebih lanjut, suntikan modal untuk BLU sebesar Rp 334,3 triliun. Rinciannya, Rp 1,5 triliun untuk pembangunan LMAN, Rp 81,11 triliun untuk pembangunan SDM, dan Rp 245,40 triliun untuk dukungan pembiayaan.
Adapun besaran dana pembangunan SDM adalah akumulasi dana abadi. Sementara dukungan pembiayaan meliputi, pembiayaan perumahan Rp 66,70 triliun, pembangunan infrastruktur Rp 137,10 triliun, kemandirian energi Rp 10,63 triliun, dan penyediaan kredit mikro Rp 30,96 triliun.
"Ada juga Rp 6,3 triliun untuk kerja sama internasional. Kita sudah akumulasi, ini yang dipakai Kemenlu untuk politik luar negeri pemerintah, utamanya membantu negara yang kesulitan termasuk waktu itu Palestina, Afganistan, dan negara di Benua Pasifik dan Benua Afrika," pungkas Sri Mulyani.
https://money.kompas.com/read/2021/12/15/192955426/pemerintah-sudah-suntik-modal-bumn-rp-6956-triliun-rp-127-triliun-buat