Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Catat Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Melambat di November 2021

Perlambatan kebutuhan pembiayaan korporasi tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pada November 2021 sebesar 14,8 persen, melambat dari SBT pada Oktober 2021 yang sebesar 16,7 persen.

Perlambatan tersebut terjadi pada beberapa sektor, terutama pada pertanian, kehutanan dan perikanan, reparasi mobil dan motor, serta konstruksi.

"Hal itu karena dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan operasional sejalan dengan lemahnya permintaan domestik dan ekspor," tulis BI dalam laporannya pada Minggu (19/12/2021).

Sektor yang kebutuhan pembiayaannya meningkat

Di sisi lain, ada sejumlah sektor yang terindikasi kebutuhan pembiayaannya meningkat, antara lain industri pengolahan, pertambangan, serta transportasi dan pergudangan.

Peningkatan pembiayaan itu terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo, dan mendukung pemulihan domestik.

Berdasarkan survei tersebut, diketahui sebanyak 55,5 persen responden menyatakan bahwa kebutuhan pembiayaan mayoritas masih dipenuhi dari dana internal perusahaan.

Lalu pinjaman perbankan dalam negeri sebesar 10,1 persen responden, pinjaman atau utang dari perusahaan induk 7,6 persen responden.

Sebanyak 75,6 persen responden mengatakan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana.

Sementara 16,8 persen responden oleh dipengaruhi aspek biaya suku bunga yang lebih murah, dan 14,3 persen responden dipengarugi optimalisasi fasilitas eksisting.


Kebutuhan pembiayaan hingga Februari 2022

Di sisi lain, untuk kebutuhan pembiayaan 3 bulan mendatang atau Februari 2022 diperkirakan meningkat, tercermin dari indikasi SBT sebesar 23,8 persen.

Peningkatan kebutuhan pembiayaan antara lain disampaikan oleh responden pada sektor pertanian, industri pengolahan, serta informasi dan komunikasi.

Kebutuhan pembiayaan itu untuk mendukung aktivitas operasional, pemulihan permintaan domestik, serta untuk membayar kewajiban jatuh tempo.

Sebanyak 71,6 persen responden menungkapkan, kebutuhan dana 3 bulan mendatang masih akan dipenuhi dari dana sendiri, lalu 14,8 persen responden akan memanfaatkan fasilitas kelonggaran tarik pinjaman dari perbankan domestik.

Selain itu, sebanyak 14,2 persen responden akan memenuhi pendanaannya dengan menambah pinjaman ke perbankan dalam negeri, serta sebanyak 11 persen responden akan memanfaatkan pinjaman atau utang dari perusahaan induk.

https://money.kompas.com/read/2021/12/19/153820626/bi-catat-kebutuhan-pembiayaan-korporasi-melambat-di-november-2021

Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke