Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penggunaan Bank Digital di Tangan Milenial

KONSEP bank digital baru muncul satu dekade belakagan. Namun, trennya terus tumbuh secara signifikan, baik dari jumlah pemain atau brand maupun nasabah.

Ketiadaan kantor fisik dan kegiatan finansial yang dapat dilakukan dari handphone menjadi pembeda sekaligus nilai tambah dibandingkan bank konvensional. Peluang dan tren bank digital akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk. Penggunanya pada 2026 diprediksi mencapai 74 juta penduduk. Sementara saat ini, ada 47 juta penduduk Indonesia dengan mayoritas merupakan generasi milenial yang merupakan pengguna bank digital.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana persepsi generasi milenial yang sudah mencoba menggunakan bank digital? Tulisan ini akan membeberkan fakta dari riset in-depth interview yang kami lakukan.

Bank digital lebih banyak digunakan oleh milenial

Kaum milenial dan gen z punya perbedaan preferensi atas bank digital yang diandalkan. Milenial yang kebanyakan masuk dalam usia bekerja, bisa menggunakan lebih dari satu brand finansial.

Tercatat dari hasil penelitian kualitatif, milenial memiliki aplikasi finansial yang lebih banyak dari gen z. Alasannya, gen z umumnya masih berkuliah dan memiliki pendapatan terbatas. Oleh karena itu, pendapatan masih difokuskan untuk kebutuhan transaksional.

Sementara itu, kaum milenial yang mayoritas sudah memiliki pendapatan, punya tanggung jawab atas perencanaan keuangannya. Mereka perlu membagi pos-pos keuangan untuk biaya-biaya, tabungan, dan investasi.

Kebutuhan beragam itu yang membuat mayoritas pengguna bank digital saat ini adalah milenial.

Untuk itu, ke depannya, pembahasan akan kami kerucutkan pada penggunaan bank digital oleh milenial.

Bank digital masih menjadi secondary bank

Milenial rupanya tidak menggunakan bank digital sebagai bank utama. Bagi milenial, bank digital adalah secondary bank saja. Mereka menggunakannya untuk memanfaatkan fitur-fitur yang tidak dimiliki oleh bank tradisional.

Ada dua alasan utama bank digital tidak digunakan sebagai bank utama, yaitu ketidakpraktisan dan banyaknya pilihan produk finansial lainnya, khususnya dalam hal investasi.

Saat ini, mayoritas aktivitas transaksi masih dilakukan dengan memanfaatkan produk bank konvensional. Ini karena pendapatan dari tempat kerja dan orangtua biasanya ditransfer atau diberikan melalui bank konvensional.

Oleh karena itu, masalah yang dirasakan milenial dalam menggunakan bank digital adalah ketidakpraktisan.

Milenial yang mengedepankan kecepatan merasa ribet ketika harus memindahkan uang dari rekening bank tradisional ke bank digital. Biaya transaksi antarbank justru tidak dianggap sebagai masalah, karena merasa kebijakan dan sistemnya sudah seperti itu.

Umumnya, milenial menggunakan bank digital untuk dua hal yang berkaitan dengan kemudahan pembayaran, yaitu fasilitas VISA dan e-card. Bank digital biasanya menyediakan e-card dan sudah dibubuhi logo VISA - provider yang memungkinkan kartu bank penerbit dapat dipakai pada merchant-merchant tertentu dengan logo sama - dan bisa digunakan untuk transaksi autodebet.

Kedua fitur tersebut biasanya belum dimiliki oleh bank tradisional dalam kartu debet mereka, sehingga bisa dibilang inilah keunggulan bank digital dibandingkan bank tradisional.

Kegunaan fitur VISA

Umumnya, fitur VISA digunakan oleh milenial untuk melakukan transaksi luar negeri, seperti membayar produk belanjaan yang dibeli di situs luar negeri, pembayaran Instagram dan Facebook Ads, serta pembayaran item dari game yang berbasis di luar negeri.

Fitur VISA bisa didapatkan pada bank digital secara gratis. Sedangkan umumnya di bank konvensional, fitur VISA baru bisa dinikmati ketika melakukan upgrade kartu atau mengganti kartu baru. Bahkan, bisa saja pemakaian fasilitas ini membutuhkan biaya tambahan atau persyaratan yang harus dipenuhi, seperti melakukan transaksi minimal dengan besaran tertentu.

Fitur e-card pada bank digital adalah salah satu fasilitas yang paling banyak digunakan oleh milenial. Biasanya, fitur ini digunakan untuk pembayaran autodebet, khususnya bagi milenial yang tidak memiliki kartu kredit.

Pada bank digital, fitur e-card diberikan dalam bentuk kartu debit digital atau bahkan dengan tambahan kartu fisik. Sejauh ini, ada juga bank digital yang memfasilitas penggunanya dengan mengirimkan kartu fisik.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, e-card dapat digunakan untuk transaksi autodebet. Contoh transaksi autodebet yang bisa digunakna milenial adalah untuk pembayaran pada aplikasi-aplikasi streaming seperti Spotify dan Netflix.
Secara keseluruhan, penggunaan bank digital oleh milenial masih terbatas, dan terkesan trivial.

Namun, tidak menutup kemungkinan trennya berbalik. Dengan semakin matangnya sistem dan infrastruktur bank digital, serta integrasi antara bank konvensional dan bank digital, akan ada perubahan preferensi penggunaan bank konvensional ke bank digital.

Apalagi, adanya bonus demografi usia milenial dan gen z maupun gen alpha - individu yang lahir pada 2010 ke atas - yang akan semakin melek teknologi, potensi bank digital masih sangat besar dan bisa digali lebih dalam.

Apa yang harus bank digital lakukan?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangkap pasar milenial. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah integrasi rekening dengan bank konvensional. Dengan adanya integrasi, maka ketidakpraktisan akan terminimalisir, dan milenial tidak lagi harus melakukan top up untuk melakukan transaksi di bank digital.

Di sisi lain, adanya integrasi juga menolong gen z yang saat ini merasa tidak ada kebutuhan untuk membuat akun bank digital karena pendapatan yang masih minim. Lagipula, bila seluruh proses perbankan dan transaksi bisa dilakukan dalam 1 aplikasi, mengapa tidak?

*Joshua Farrel, peneliti pada Research & Analytiics KG Media

https://money.kompas.com/read/2021/12/22/101958126/penggunaan-bank-digital-di-tangan-milenial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke