Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terkenang Kopi Kenangan

Kopi Kenangan memang layak dikenang. Selain meraih unicorn ke sepuluh di Indonesia, Kopi Kenangan didaku oleh CEO-nya, Edward Tirtanata sebagai perusahaan rintisan food and beverages (F&B) pertama di Asia Tenggara yang melewati valuasi 1 milliar dolar AS.

Tahun 2021 Kopi Kenangan mampu menjual 40 juta cangkir. Pun produknya berkembang dengan menjual aneka kudapan, seperti roti, ayam goreng hingga cookies. Alhasil Kopi Kenangan sah disebut perusahaan F&B.

Sukses etape kedua yang ingin dicapai oleh manajemen Kopi Kenangan adalah bermain di regional dan global. Artinya pada 2022 dimana ditargetkan tercapai penjualan 5,5 juta cangkir per bulan atau 66 juta cangkir per tahun, konsumen bisa dengan mudah menemukan gerai Kopi Kenangan di Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Beijing, Tokyo dan Seoul.

Selanjutnya merambah Dubai, Jeddah dan menyeberang ke Praha, Paris, London. Lalu terbang ke Los Angeles, Chicago dan New York. Sebuah visi besar menggetarkan yang jika terwujud akan menjadi kebanggaan Indonesia.

Mengapa berhasil?

Pertanyaan reflektif adalah mengapa dalam waktu lima tahun Kopi Kenangan mampu bertumbuh signifikan?

Buku babon menyoal bisnis rintisan dan menjadi rujukan banyak pihak adalah “The Lean Startup: How Today’s Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Business” mahakarya Eric Ries.

Petuah Eric Ries jika Anda ingin mendirikan perusahaan rintisan maka Anda wajib memperhatikan tiga tahap.

Tahap pertama market validation. Bahwa perusahaan rintisan itu tetap menginjak bumi. Semua tidak di alam digital, di mana sering kenyataan dengan fantasi berbaur menjadi satu sehingga susah untuk mengidentifikasi apakah itu realitas atau bayang-bayang.

Untuk kasus Kopi Kenangan bahkan bisa dikatakan perusahaan ini bukan rintisan murni yang semua dikendalikan lewat platform dan produk turunannya. Kopi Kenangan ada produknya, ada gerainya. Platform dan perkakas digital lebih kepada perkakas pendukung.

Arti dari market validation adalah memahami kebutuhan konsumen. Berbasis pada data, yang dalam ranah digital menjelma menjadi algoritma, perusahaan memberi jalan keluar pada kebutuhan konsumen itu.

Bahwa kopi itu bukan sekedar minuman tetapi sudah merupakan gaya hidup. Bahwa kopi gaya hidup ini disajikan oleh perusahaan raksasa macam Starbucks, Coffee Bean and Tea Leaf, atau Excelso. Bahwa bagi pelajar, mahasiswa atau kaum muda yang baru berkarir, meneguk terus-menerus kopi gaya hidup dari kedai ini jelas akan menguras kantong.

Kopi Kenangan menawarkan jalan keluar nan cerdas. Kopi untuk gaya hidup dengan harga ekonomis. Cukup selembar duit dua puluh ribu - bahkan dapat kembalian - dapat menikmati kopi berkelas lagi elegan.

Tahap kedua, product validation. Mau memakai pendekatan mbahnya manajemen Peter Drucker, bapaknya pemasaran Philips Kotler atau mahagurunya disrupsi Clayton Christensen, akhirnya yang dinikmati konsumen adalah produk/jasa. Karena itu perusahaan wajib memberikan produk yang sesuai bahkan melebihi harapan konsumen.

Menurut Eric Ries, product validation merupakan jalan keluar yang dilakukan untuk menjawab hasil kajian market validation. Perusahaan membuat prototipe yang akan diluncurkan ke pasar.

Ada kekeliruan yang banyak menghinggapi pola pikir pelaku bisnis rintisan. Bahwa menciptakan produk/jasa rintisan itu harus canggih, hebat dan sempurna. Eric Ries mendobrak kekeliruan ini.

Awal mula penciptaan produk harus sederhana yang dalam bahasa Eric Ries disebut mininum viable product (MVP). Walaupun dalam batas minimum, produk tersebut tetap memenuhi kaidah kualitas dan aman, karena produk ini yang diluncurkan ke pasar.

Cangkir kopi pertama yang dijual oleh Kopi Kenangan di gerai perdananya di Menara Standard Chartered Jakarta tak lain adalah MVP. Hanya saja MVP ini tetap dibuat berdasar pada bahan mentah (kopi) kualitas satu, susu dan gula kualitas unggulan serta mesin pembuat kopi kualitas utama.

Dengan demikian MVP Kopi Kenangan memenuhi, bahkan melebihi harapan konsumen. Menjadi hal wajar manakala pembukaan gerai perdana langsung terjual 700 cangkir dan menjadi perbincangan banyak orang. Kata magis yang ditunggu pelaku bisnis rintisan - viral - tinggal tunggu waktu.

Tahap ketiga, business validation. Menciptakan produk/jasa itu mudah. Untuk kasus produk minuman kopi, belajar satu minggu pada ahlinya, seseorang sudah bisa menciptakan minuman kopi aneka jenis.

Menjual produk memang tidak mudah, namun bukan pula rumit. Kerumitan bisa diurai dengan menjual produk di bawah harga pasar atau didiskon gede-gedean. Yang rumit itu menjual dan menghasilkan keuntungan. Untuk itu business validation diperlukan.

Pada business validation, model bisnis menjadi mantranya. Intinya bagaimana rantai pasok pada proses produksi dan pemasaran ke konsumen menghasilkan keuntungan. Pertumbuhan pun harus didesain selaras dengan karakter digital, eksponensial.

Business validation yang dilakukan Kopi Kenangan bisa disebut mendisrupsi bisnis kopi gaya hidup. Awal mula membuka gerai yang disasar Kopi Kenangan adalah perkantoran dan pusat perbelanjaan menengah atas. Memang gerai Kopi Kenangan tidak menyediakan tempat yang nyaman lagi artistik seperti kedai kopi gaya hidup lain.

Yang ditawarkan lebih pada cita rasa yang tidak kalah dibanding kedai kopi gaya hidup. Kualitas bahan baku, proses produksi hingga kemasan Kopi Kenangan sejajar dengan kopi gaya hidup lainnya yang sudah eksis. Ditambah dengan platform yang dikembangkan sehingga mudah diakses dari mana saja serta proses pembayaran yang multi channel.

Lengkap sudah Kopi Kenangan sebagai kopi gaya hidup yang bisa dinikmati semua segmen. Dari pelajar yang isi dompetnya kembang kempis sampai eksekutif yang kartu kreditnya dari berbagai bank.

Selamat kepada manajemen Kopi Kenangan yang saat menutup tahun 2021 telah ditabalkan sebagai perusahaan dengan valuasi lebih dari Rp 14,2 triliun.

https://money.kompas.com/read/2021/12/30/060000226/terkenang-kopi-kenangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke