Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gantikan Jokowi Tutup Perdagangan BEI 2021, Airlangga: Meskipun Pandemi, Kita Rebound Relatif Cepat

Penutupan perdagangan Bursa yang tadinya akan dilakukan Presiden Joko Widodo, digantikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Dalam sambutannya Airlangga mengungkapkan bahwa perkembangan ekonomi dan pasar modal merujuk pada pemulihan ekonomi global, yang berkaitan dengan kenaiakn harga energi.

Di sisi lain, Airlangga menilai kasus Evergrande akan mulai terlihat efeknya di tahun 2022. Demikian juga dengan potensi tapering off dari The Fed yang mendorong tingkat suku bunga di AS lebih rendah dari inflasi.

Airlangga menyampaikan apresiasi atas pencapaian Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas kinerjanya dalam setahun ini.

Dia menyoroti pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di tahun 2021, kenaikan jumlah investor apsar modal, dan minat perusahaan untuk melakukan IPO.

“Kita juga melihat optimisme dari penanganan Covid-19. Sampai bulan November, kinerja perbankan dalam pertumbuhan penyaluran kredit sudah 4,82 persen, demikian juga dengan peningkatan 7,8 juta investor yang masuk retail dan kinerja IPO, sehingga aset pasar modal dikuasai oleh invstor dalam negeri, untuk itu selamat kepada seluruh stakeholder pasar modal. Meskipun pandemi, kita rebound relatif cepat,” ujar Airlangga.

Pada 2021 ini BEI mencatatkan penghimpunan dana dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang naik 1.022,35 persen persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, tahun ini total penghimpunan dana IPO mencapai Rp 62,61 triliun yang berasal dari 54 perusahaan. Sementara tahun lalu, terdapat IPO sebanyak 51 perusahaan dengan dana yang dihimpun Rp 5,58 triliun.

"(Tahun ini) sebanyak 54 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, fund raised Rp 62,61 triliun yang merupakan penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI,” kata Inarno secara virtual Kamis (30/12/2021).

Pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.

Inarno mengatakan, jumlah ini meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017. Secara khusus, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen-Z (kelahiran 1997 – 2012) atau rentang usia 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru (per November 2021).

Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, pencapaian tersebut merupakan pencapaian yang terbaik di Asia Tenggara. Bukan hanya dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) namun dari jumlah investor dan juga penghimpunan dana.

"Investornya mencapai 7 juta ini merupakan sejarah Indonesia, disampaikan juga ada Rp 300 triliun raising fund di pasar modal, dan ini juga sejarah paling tinggi dalam setahun dan bahkan lebih tinggi dari pembiayaan perbakan," ujar Wimboh.

Wimboh mengatakan, mengatakan OJK berkomitmen untuk meningkatkan integritas pasar, meningkatkan kepercayaan masyarakat ke pasar modal, dan juga meningkatkan likuiditas pasar modal.

“Kami, OJK berkomitmen meningkatkan integritas pasar dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat pasar modal dan meningkatkan likuiditas. Kedepannya kami akan terus melakukan perbaikan dari mulai ekonomi hijau hingga perdagangan karbon,” tegas dia.

 

https://money.kompas.com/read/2021/12/30/173302726/gantikan-jokowi-tutup-perdagangan-bei-2021-airlangga-meskipun-pandemi-kita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke