Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji usulan kenaikan tarif KRL Commuter Line tersebut. Selama ini, KRL Jabodetabek memang masih mendapat asupan subsidi dari pemerintah.
Yang menarik, tarif KRL akan naik justru ketika jumlah subsidi yang disiapkan untuk penumpang bertambah jika dibandingkan tahun lalu.
Perbandingan subsidi KRL
Secara keseluruhan, Kemenhub mengalokasikan anggaran subsidi sebesar Rp 3,2 triliun untuk penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO) di bidang kereta api untuk tahun 2022.
Angka tersebut memang menyusut jika dibandingkan dengan tahun 2021 ketika Kemenhub memberikan subsidi tarif untuk kereta api sebesar Rp 3,4 triliun.
Meski demikian, jika dirinci berdasarkan penyaluran tarif subsidi pada masing-masing jenis kereta api, subsidi untuk penumpang KRL pada tahun 2022 ini lebih besar ketimbang tahun 2021.
Tahun lalu, pemerintah menetapkan pemberian subsidi untuk 166,36 juta penumpang KRL Jabodetabek, tepatnya 166.365.911 penumpang per tahun.
Sementara itu, alokasi subsidi untuk penumpang KRL Jabodetabek pada tahun 2022 ini bertambah menjadi 220,33 juta orang, tepatnya 220.332.388 penumpang dalam satu tahun.
Meski demikian, belum jelas apakah ada perubahan nominal subsidi yang diberikan untuk masing-masing penumpang KRL.
Alasan kenaikan tarif KRL
Kini, tarif KRL akan naik. Usulan tarif KRL Jabodetabek terbaru merupakan hasil kajian kemampuan membayar (ability to payment) dan kesediaan pengguna untuk membayar (willingness to pay) kereta api perkotaan.
Hal ini disampaikan Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar.
"Ini dari hasil survei tadi dan masih ada tahap diskusi juga,” ujar Arif Anwar dalam diskusi virtual, Rabu (12/1/2022).
Menurut Arif Anwar, dari hasil survei yang dilakukan di lingkup Jabodetabek, rata-rata kemampuan membayar masyarakat untuk biaya penggunaan KRL sebesar Rp 8.486.
Sementara kesediaan membayar masyarakat pada moda KRL sebesar Rp 4.625. Adapun total responden pada survei tersebut sebanyak 6.841 orang, yang berasal dari semua lintas KRL seperti Bogor, Bekasi, Serpong, hingga Tangerang.
“Kami akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp 2.000 pada 25 kilometer pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer, ini jadi Rp 5.000," sambungnya.
Lebih lanjut Arif Anwar menjelaskan, kenaikan tarif KRL Rp 2.000 itu untuk perjalanan 25 kilometer pertama. Sementara untuk 10 kilometer selanjutnya tetap dikenakan tambahan tarif sebesar Rp 1.000.
Jadi, perjalanan awal dengan KRL untuk 25 km pertama Rp 5.000, jika sampai 35 km maka jadi Rp 6.000, jika sampai 45 km jadi Rp 7.000 dan seterusnya.
(Sumber: KOMPAS.com/Yohana Artha Uly | Editor : Erlangga Djumena/Akhdi Martin Pratama)
https://money.kompas.com/read/2022/01/13/122515526/subsidi-penumpang-krl-tahun-2022-bertambah-tapi-tarifnya-malah-naik
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan