"Kemarin sudah semua dalam perencanaan yang bagus, bantuan data-data dari BPS, semestinya bisa tersedia cukup dan bisa menjaga harga gula stabil sepanjang tahun (2022)," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika ditemui di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
"Kemarin dari rapat-rapat, kita sudah rapat berulang kali dan sudah direncanakan, mudah-mudahan bisa sesuai dengan harga di 2021," lanjut Putu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (Agri) 2019-2021 Bernardi Dharmawan mengatakan, kebutuhan gula industri per bulannya sebanyak 250.000-300.000 ton. Kebutuhan gula tersebut bisa meningjat hingga 10 persen jelang lebaran.
Bernardi menambahkan, dengan kebutuhan gula tersebut, pihaknya kembali mengimpor dan telah mengantongi izinnya.
"Kebutuhan gula pada tahun ini izin impor baru terbit pada Januari (2022). Artinya, proses masih importasi, sebagian sudah sampai di Indonesia," kata dia di Munas AGRI, Jakarta.
Ssebelumnya, Putu Juli Ardika menyebutkan, kemampuan produksi pabrik gula eksisting relatif stagnan dengan rata-rata hasil produksi untuk 5 tahun terakhir sekitar 2,2 juta ton per tahun.
Angka produksi tersebut masih jauh di bawah total kebutuhan gula nasional yang sekitar kurang lebih 6 juta ton, sehingga masih ada defisit gula sebesar 3,8 juta ton yang harus dipenuhi dari impor.
Sementara itu pada 2030, kebutuhan gula nasional diproyeksi mencapai 9,81 juta ton.
https://money.kompas.com/read/2022/01/20/173000426/kemenperin-mudah-mudahan-harga-gula-stabil-sepanjang-2022