Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingkat Utang RI Naik 10,8 Persen, Sri Mulyani: Lebih Baik Dibanding Negara Berkembang Lain

Bendahara negara ini mengungkap, beberapa negara bahkan mengalami lonjakan utang hingga belasan bahkan puluhan persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sebut saja Filipina yang mengalami kenaikan utang mencapai 22 persen, Malaysia 13,6 persen, Afrika Selatan naik 12 persen, China 11,8 persen, Brazil mencapai 12,9 persen, dan India yang mencapai 16,5 persen.

"Dengan defisit yang meningkat, maka tingkat utang negara berkembang memang mengalami kenaikan, Indonesia naik 10,8 persen," ucap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).

Kenaikan utang RI vs negara lain

Kendati demikian, kenaikan utang RI masih lebih tinggi dibanding beberapa negara lainnya. Tercatat Rusia hanya naik 4,1 persen, Arab Saudi mencapai 6,9 persen, Vietnam 4,3 persen, dan Meksiko naik 6,5 persen.

Namun kata Sri Mulyani, kenaikan utang ini merupakan cara semua negara menangani pandemi Covid-19. Penanganan pandemi tidak bisa hanya mengandalkan anggaran dalam APBN yang sifatnya terbatas.

"Ini adalah suatu cara kita melihat apakah policy desain dan measure yang kita lakukan relatively bekerja secara cukup baik dan efektif untuk meng-attack masalah Covid-19," ucap Sri Mulyani.


Lonjakan defisit

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, naiknya utang disebabkan oleh membesarnya defisit. Defisit Indonesia selama dua tahun terakhir melonjak 10,8 persen dari PDB.

Negara lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Arab Saudi, China, Afrika Selatan, Brazil, dan India mengalami lonjakan defisit di atas 10 persen.

Adapun defisit fiskal di Malaysia mencapai 11 persen, Thailand 11,6 persen, Filipina 13,4 persen, Arab Saudi 14,4 persen, Afrika Selatan naik 19 persen, Brazil 19,5 persen, dan India yang melonjak 24 persen selama dua tahun terakhir.

"Jadi kita bisa bayangkan konsolidasi fiskal dari negara-negara yang counter-nya luar biasa dalam akan jauh lebih berat, apalagi ekonomi mereka belum pulih ke pre-Covid level. Ini akan makin memperberat mereka dalam mengkonsolidasikan fiskalnya," jelas Sri Mulyani.

Kendati demikian kata Sri Mulyani, kenaikan defisit RI masih lebih tinggi dibanding Meksiko dan Vietnam.

"Dari sisi naiknya defisit dalam rangka untuk bisa meng-countercyclical, Indonesia dalam 2 tahun terakhir tahun 2020-2021 menambah defisit 10,8 persen. Dibanding Meksiko Vietnam memang lebih besar karena mereka ada di 8,6 persen dan 8,7 persen," beber dia.

Indeks PDB Riil RI

Di sisi lain, wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, indeks PDB riil ekonomi Indonesia sudah berada pada level pra pandemi dengan capaian 101,1.

Capaian ini membuat Indonesia menjadi sedikit negara yang mencapai pertumbuhan ekonomi di atas level pra pandemi. Negara lainnya seperti India, Afrika Selatan, Arab Saudi, Myanmar, Meksiko, Thailand, dan Filipina masih di bawah level pra pandemi.

"Sementara India masih 98,7 persen. Indonesia mungkin termasuk dari sedikit negara yang telah mencapai GDP pre-Covid level yaitu 101,1. Berarti sudah di atas 100," tandas Ani.

https://money.kompas.com/read/2022/01/27/131146826/tingkat-utang-ri-naik-108-persen-sri-mulyani-lebih-baik-dibanding-negara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke