Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Justru Melemah

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.687,2 atau naik 56,05 poin (0,85 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.631,15.

Sebanyak 282 saham melaju di zona hijau dan 116 saham di zona merah. Sedangkan 189 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,08 triliun dengan volume 1,7 miliar saham.

Bursa Asia – Pasifik mayoritas libur Imlek, sementara Indeks Nikkei 225 Tokyo pagi ini menghijau dengan kenaikan 1,59 persen.

Wall Street pada penutupan pagi tadi juga hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,78 persen, S&P 500 menguat 0,68 persen, dan Nasdaq naik 0,75 persen.

Sebelumnya, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan kenaikan volume namun stochastic mulai menyempit.

“Pola tersebut mengindikasikan rentang penguatan akan terbatas. Investor akan mencermati rilis data inflasi dari dalam negeri serta perkembangan kasus baru Covid-19,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.334 per dollar AS, atau turun tipis 3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.331 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena pasar mengantisipasi kebijakan pengetatan moneter the Fed yang lebih agresif dan pemulihan sektor manufaktur AS.

Dari dalam negeri, data inflasi bulan Januari dinilai bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah. Banyak analis memproyeksikan inflasi year on year bisa tembus 2 persen.

“Tren kenaikan inflasi ini bisa menganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan,” ujar Ariston.

Tapi dari sisi moneter, Ariston menilai hal ini bisa menjadi alasan Bank Indonesia untuk mulai mengetatkan kebijakan moneternya yang bisa menjaga perbedaan yield rupiah dengan dollar AS terjaga sehingga membantu menjaga nilai tukar rupiah bertahan terhadap dollar AS.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.300 per dollar AS sampai dengan Rp 14.380 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/02/02/093501626/ihsg-menguat-di-awal-perdagangan-rupiah-justru-melemah

Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke