Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, terkait dengan bergabungnya dua entitas tersebut, laporan keuangan konsolidasian BRI tahun 2021 telah memberlakukan metode penyatuan kepemilikan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (Revisi 2012) tentang “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.
“Di mana untuk penyajian transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut (dalam hal ini laporan keuangan periode tahun 2020 dan tahun 2021) disajikan seakan-akan penggabungan usaha tersebut terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian,” tutur dia, dalam konferensi pers, Kamis (3/2/2022).
Dengan telah rampungnya proses tersebut, hingga akhir kuartal IV-2021 aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp 1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Adapun total kredit dan pembiayaan BRI Group telah menembus seribu triliun rupiah, tepatnya sebesar Rp 1.042,87 triliun.
Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp 483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp 240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp 168,27 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp 150,35 triliun.
“Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dimana sebesar 83,86 persen dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM,” kata Sunarso.
“Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85 persen,” tambah dia.
Lebih lanjut Ia menyebutkan, BRI memiliki likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, ditandai dengan LDR bank tercatat 83,53 persen dan CAR 27,25 persen.
Capaian itu selaras dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI secara dengan total Rp 1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021.
https://money.kompas.com/read/2022/02/03/171100026/naik-aset-bri-tembus-rp-1.678-triliun