Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mirae Asset: IHSG Bisa Tembus ke Level 7.000 Pada Februari 2022

Sebelumnya IHSG sempat menembut all time high di level 6.800 dan hingga saat ini menunjukkan tren penguatan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan, kenaikan IHSG ini juga didukung net buy asing yang telah mencapai Rp 12,5 triliun sejak awal tahun 2022 ini.

Selain itu, kenaikan juga dipengaruhi oleh minat investor asing atas saham perbankan, setelah membukukan kinerja di atas ekspektasi.

“Setelah bergerak di kisaran terbatas pada Desember 2021 dan Januari 2022, secara teknikal kami perkirakan IHSG akan mampu menembus level 7.000 di bulan Februari ini. Walaupun ada ancaman gelombang ketiga Covid-19, namun pengaruhnya diperkirakan akan terbatas terhadap perekonomian Indonesia, seiring upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi,” ungkap Martha secara virtual, Kamis (10/2/2022).

Pendorong pergerakan IHSG

Di sisi lain kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron yang diprediksi akan memasuki puncaknya pada Februari 2022, yang mendorong kebijakan PPKM Level III di sejumlah wilayah juga mendorong investor untuk masuk ke pasar modal.

Namun, hal ini tidak serta merta menjadi satu-satunya sentimen pendorong kenaikan IHSG.

“PPKM bisa jadi mempengaruhi investor, tapi itu bukan satu–satunya faktor. Di bulan Oktober 2021, hingga Februari 2022 rilis laporan keuangan emiten dan net buy asing juga mendukung pergerakan positif IHSG,” tambah dia.

Kondisi PPKM

Menurut Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M, dengan kondisi PPKM, baik yang diperketat maupun dilonggarkan akan memberikan  pandangan, alokasi aset, dan strategi investasi yang berbeda.

“Saat PPKM dilonggarkan, arah investaasi investor cenderung kepada retailer atau saham yang mudah recovery. Jika PPKM diperketat, investor mungkin memilih sektor yang berbeda, kea rah komoditi misalnya,” ujar Roger.

Di sisi lain, kebijakan The Fed yang akan menaikan suku bunga dinilai akan berpengaruh ke instrument obligasi.

Karena investor akan mencari instrumen yang memiliki return tinggi, seperti pasar saham misalnya.

“Imbasnya dana yang keluar dari obligasi ini mencari instrument baru, atau malah lari ke pasar saham. Dengan pengetatan moneter The Fed, tidak lantas memberi dampak buruk ke Indonesia, karena ada peluang aliran dana yang keluar dari obligasi masuk ke pasar modal,” tegas dia.


Sektor yang diperhatikan

Menurut Senior Investment Information Nafan Aji Gusta, pada Februari ini pelaku pasar akan disibukkan oleh rilis kinerja perusahaan tahun 2021.

Beberapa sektor yang menjadi rekomendasi komendasi adalah perbankan, energi, dan konstruksi.

Menurutnya, sektor perbankan berkaitan dengan dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang akan memacu pertumbuhan kredit.

“Perbaikan ekonomi juga akan mendukung sektor konstruksi untuk menggenjot realisasi kontrak dan target kontrak baru di tahun ini. Sementara itu, kenaikan produksi dan harga jual batu bara akan membuat emiten pertambangan batu bara membukukan pertumbuhan laba yang positif,” ujar Nafan.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala
rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang
bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau
kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari
dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/02/10/152644726/mirae-asset-ihsg-bisa-tembus-ke-level-7000-pada-februari-2022

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke