Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenkeu: Sektor Pariwisata Tak Bisa Pulih Cepat karena Bergantung Sentimen

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu mengungkapkan, sektor ini amat bergantung pada sentimen dari turis, terutama turis asing yang masih sedikit datang ke Indonesia.

"Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan, karena tergantung dari sentimen yang tergantung pada keberhasilan negara-negara itu semua mengendalikan kondisi pandemi," kata Febrio dalam taklimat media, Kamis (10/2/2022).

Selain sentimen, turis asing juga terkendala restriksi perjalanan dari negara masing-masing disertai kewajiban karantina ketika terinfeksi Covid-19. Kemudian, banyak maskapai penerbangan belum melayani penerbangan luar negeri khususnya wilayah tujuan wisata.

"Sentimen dari pelancong itu memang masih sangat hati-hati. Untuk tourism di Indonesia dan terutama provinsi yang bergantung pada tourism seperti Bali dan Yogyakarta itu memang masih sangat tertunda pemulihan ekonominya," ucap Febrio.

Travel bubble

Adapun untuk memulihkan sektor pariwisata, pemerintah menerapkan mekanisme travel bubble. Febrio beranggapan, travel bubble akan menurunkan sentimen negatif para turis asing.

Pasalnya, kedua negara yang menjadi tujuan wisata, seperti Indonesia dengan Singapura misalnya, telah menandatangani perjanjian kerja sama terkait kunjungan wisata.

Artinya, kedua negara akan menerapkan standar keamanan dan kesehatan yang sama, mulai dari segi vaksinasi maupun syarat perjalanan.

"Travel bubble menjadi make sense, di mana travel bubble ini tentunya sentimen itu yang harapannya bisa di-adjust. (Kedua negara) saling percaya dan travel bubble tersebut bisa tercipta, terjadi perjalanan. Harapannya bukan hanya turis tapi juga (perjalanan) bisnis," tandas Febrio.

https://money.kompas.com/read/2022/02/11/091500726/kemenkeu--sektor-pariwisata-tak-bisa-pulih-cepat-karena-bergantung-sentimen

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke