Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini 5 Faktor Penyebab Harga Emas Naik Turun

JAKARTA, KOMPAS.com – Emas adalah salah satu instrumen investasi yang paling populer dan cocok untuk pemula. Selain karena risikonya minim, investasi emas juga semakin mudah untuk dilakukan.

Saat ini, investasi emas bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi emas secara digital.

Di sisi lain, emas juga termasuk instrumen investasi yang likuid. Sehingga pencairan dana investasi emas bisa dilakukan sewaktu-waktu jika investor membutuhkan uang tunai.

Pergerakan harga emas pun sangat dinamis serta relatif tahan terhadap inflasi dan krisis. Secara umum, harga emas cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2015, harga emas Antam di Indonesia berkisar antara Rp 490.000 sampai Rp 530.000 per gram. Dalam dua tahun terakhir, harga emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Harga emas Antam hari ini, Kamis (7/7/2022) sudah mencapai Rp 969.000 per gram. Sedangkan harga emas Antam di PT Pegadaian (Persero) dibanderol Rp 1.004.000 per gram.

Artinya dalam kurun waktu lima tahun, harga emas sudah mengalami kenaikan sekitar 50 persen. Pada awal masa pandemi Covid-19 ketika instrumen saham turun drastis, harga emas sempat menyentuh Rp 1 juta per gram.

Kendati demikian, dalam kondisi tertentu harga emas juga mengalami penurunan meski tidak terlalu signifikan. Lantas, faktor apa saja yang menyebabkan harga emas naik turun (fluktuasi harga emas) ?

Penyebab harga emas naik turun

Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, setidaknya ada lima faktor yang menjadi penyebab harga emas naik turun. Berikut penjelasannya:

1. Ketidakpastiaan kondisi global

Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas.

Misalnya, ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, harga emas bisa melonjak drastis. Pada saat krisis, instrumen investasi emas seringkali dianggap sebagai penyelamat.

Selain itu, situasi geopolitik seperti perang dagang Amerika Serikat dan China, juga turut memengaruhi harga emas. Ketika itu, investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas.

Sehingga tidak heran kalau harga emas naik. Karena memang peminat instrumen investasi emas sedang banyak-banyaknya.

Namun, saar situasi mulai adem, instrumen investasi safe haven seperti emas akan kekurangan peminat. Para investor kembali memburu berbagai aset berisiko, sehingga membuat harga emas turun.

Ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas.

2. Penawaran dan permintaan emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada harga emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya akan membuat harga logam mulia emas bakal naik.

Sebaliknya, harga emas akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.

Menariknya, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas.

Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.

3. Kebijakan moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral AS (The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Jika The Fed menurunkan suku bunga, harga emas berpotensi naik. Sebab dollar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk investasi emas.

Begitu pun sebaliknya. Ketika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, harga emas akan turun karena investasi dalam bentuk deposito dianggap lebih menjanjikan.

4. Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka harga emas akan semakin mahal.

Hal ini karena masyarakat enggan menyimpan aset dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya. Masyarakat lebih memilih investasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi.

5. Nilai tukar dollar AS

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dollar AS ke dalam mata uang rupiah. Karena ituh, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dollar AS.

Apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah, maka harga emas lokal akan menguat atau tinggi. Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.

Nah, itulah lima penyebab harga emas naik turun. Bagi Anda yang berniat investasi emas, sebaiknya menganalisa lebih dalam dan mengetahui seluk beluk investasi emas sebelum mengambil keputusan.

https://money.kompas.com/read/2022/02/13/130447626/ini-5-faktor-penyebab-harga-emas-naik-turun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke