Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Herawanto mengatakan, guncangan ekonomi akibat Omicron diprediksi tidak besar.
"Omicron akan berpengaruh, tapi kita semua sudah belajar tangani pandemi sejak 2020. Memang penyebaran cepat sekali, tapi dampaknya harapannya akan lebih ringan dibanding delta," ujar Herawanto di Bandung, Jumat (18/2/2022).
Herawanto mengungkapkan, peningkatan Omicron terjadi secara global, tak hanya di Jabar. Penyebaran yang berlangsung cepat ini telah direspons dengan penerapan kembali kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.
"Meningkatnya kembali kasus pandemi ini tentunya perlu kita sikapi dengan bijak agar tidak mengubah trajectory perekonomian Jabar yang sedang terus dalam arah membaik," beber dia.
Pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan IV 2021 melonjak menjadi 6,21 persen (yoy). Hal tersebut mencerminkan perbaikan dan menambah optimisme.
Ekonomi triwulan I/2022 diperkirakan akan tetap on the track, walaupun ada ancaman omicron.
Selain omicron, tantangan ekonomi global juga akan dihadapkan pada kondisi di mana inflasi akan naik serta kebijakan ekonomi global yang berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
Sementara itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Kota Bandung akan menaikkan relaksasi atau pembukaan pembatasan kegiatan ekonomi dari 25 persen menjadi 50 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, keputusan ini akan diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) terbaru.
"Dalam waktu dekat, kita akan terbitkan perwal baru sebagai turunan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 10 tahun 2022. Relaksasi ini bukan berarti kita sudah bisa bebas pergi ke manapun. Tetap ada pembatasan 50 persen," tutur Yana.
Pembelajaran tatap muka di Bandung
Selain itu, pengawasan protokol kesehatan (prokes) pada pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) juga akan tetap dilakukan.
Meski sudah ditemukan 47 kasus siswa positif Covid-19 di lingkungan sekolah, tapi PTMT tetap akan berjalan sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.
"Sejauh ini kasus positifnya ada 1,77 persen. Jadi PTMT masih bisa berjalan. Namun, kita juga memberikan ruang untuk orangtua memilih pembelajaran jarak jauh (PJJ) jika memang keberatan kalau anaknya PTMT," ujarnya.
Relaksasi pembatasan kegiatan ini, imbuh Yana, perlu dibarengi dengan memaksimalkan proses vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan (prokes).
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron memaparkan, sampai 15 Februari 2022, jumlah vaksinasi di Kota Bandung semakin meningkat.
"Vaksinasi terus ada penambahan. Untuk dosis 1, kita sudah mencapai 111,98 persen. Lalu dosis 2 sudah 98,28 persen. Sedangkan dosis 3 mencapai 9,63 persen," papar Asep.
https://money.kompas.com/read/2022/02/18/134600226/omicron-meningkat-ekonomi-jawa-barat-terdampak-tapi-tak-separah-delta-