S&P 500 turun 1,8 persen atau 79,12 poin menjadi 4.225,50, atau turun hampir 12 persen secara year to date. Pelemahan indeks juga terjadi pada Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang turun 1,38 persen di posisi 33.131,76 atau melemah 464,84 poin.
Pelemahan terdalam terjadi pada indeks acuan saham – saham teknologi AS, Nasdaq Composite sebesar 2,5 persen atau 344,02 poin menjadi 13.037,49. Secara year to date Nasdaq telah turun 17,6 persen, sementara DJIA melemah 9,4 persen.
"Saham akan berjuang untuk menemukan arah sampai pasar keuangan dapat menjawab, apakah ada solusi diplomatik atas krisis Rusia-Ukraina atau akan berakhir dengan perang regional," kata Analis pasar senior dari Oanda, Edward Moya seperti dilansir dari CNBC.
Beberapa saham di Bursa AS yang ajlok mayoritas dari saham teknologi, seperti tesla yang ambles 7 persen, Moderna terjun 6,3 persen, Amazon turun 3,6 persen, dan Apple melemah 2,6 persen.
Senior global macro strategist dari Truist, Eylem Senyuz mengatakan, saat ini ketidakpastian tetap ada. Namun, secara historis peristiwa militer/krisis cenderung menyebabkan volatilitas di pasar dan sering menyebabkan penurunan jangka pendek.
“Sementara ketidakpastian tetap ada, tetapi saham cenderung pada akhirnya rebound kecuali peristiwa tersebut mendorong ekonomi ke dalam jurang resesi,” ujar Eylem Senyuz.
https://money.kompas.com/read/2022/02/24/064700926/wall-street-merah-saham-tesla-moderna-dan-amazon-ambles