Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anggaran Pertanian Berkurang akibat Pandemi, Mentan SYL Gulirkan "Taxi Alsintan"

KOMPAS.com – Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan, pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengurangi belanja di sektor pertanian.

Hal tersebut salah satunya berdampak pada pengadaan alsintan. Jika pada 2015 anggaran pengadaan alsintan bisa mencapai Rp 2,5 triliun, pada 2020 hingga 2022 pembelian alsintan untuk petani berkurang hingga kini tersisa Rp 700 miliar.

Andi mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyikapi realita tersebut dengan menggulirkan program Taxi Alsintan.

Taxi Alsintan merupakan program penyediaan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian.

Lewat program ini, petani bisa membeli alsintan untuk dimiliki sendiri dengan keringanan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian.

"Kenapa Pak Mentan diminta lebih khusus ke KUR Pertanian? Karena beliau mendapatkan predikat terbaik terkait realisasi KUR yang penyalurannya hampir Rp 90 triliun pada 2021. Itu kerja luar biasa," katanya.

Dia mengatakan, itu dalam Rapat Koordinasi Taxi Alsintan di kantor Dinas Pertanian Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (23/2/2022).

Andi yakin pengadaan alsintan secara mandiri dapat membuat petani lebih semangat dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Selain itu, kata dia, tingkat kepemilikan dan kepuasan untuk penggunaan alsintan di kalangan petani menjadi lebih tinggi.

Menurutnya, situasi itu akan sangat berbeda jika bantuan alsintan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Sumsel kami targetkan 50 unit Taxi Alsintan yang beroperasi pada akhir bulan Maret. Progres sampai hari ini sudah ada 30 unit Taxi Alsintan yang segera beroperasi menyongsong musim panen tahun ini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Andi menegaskan, pihaknya akan fokus mengembangkan program Taxi Alsintan di sembilan provinsi sentra. Dia pun berharap perkembangannya sama seperti di Sumsel.

“Saya mendapatkan Sumsel sudah luar biasa. Tinggal sedikit lagi bagaimana mengklasterkan dan nanti bisa kami fasilitas menjadi Taxi Alsintan yang lebih mandiri," imbuhnya.

Tak hanya itu, Andi juga meminta pihak perbankan tidak perlu khawatir merealisasikan KUR Taxi Alsintan kepada petani.

Sebab, setiap alsintan yang diperoleh melalui sistem KUR akan mendapatkan pengawalan dan pembinaan dari Kementan. Dengan demikian, kredit macet bisa diminimalkan sekecil mungkin.

"Semua kekhawatiran bapak-bapak terkait tadi ada pembicaraan mengenai potensi kerusakan kami akan bertanggung jawab. Kami akan menandatangani pakta integritas dengan semua penyedia untuk menjamin perawatan dan sparepart," tegasnya.

Taxi alsintan untuk akselerasi ekonomi

Lebih lanjut, Andi mengatakan, program Taxi Alsintan atau penggunaan teknologi pertanian merupakan upaya akselerasi pemulihan ekonomi di sektor pertanian.

"Di tengah kesulitan anggaran pemerintah dan pandemi Covid-19, Mentan mendorong program Taxi Alsintan sebagai solusi dalam pemulihan ekonomi nasional," ungkapnya.

Menurutnya, Taxi Alsintan merupakan ide cemerlang Mentan SYL agar petani bisa lebih mudah memiliki alsintan tanpa harus mengandalkan bantuan pemerintah.

Andi menjelaskan, program tersebut diinisiasi Mentan SYL berkaca dari pengalamannya ketika menjabat Bupati Gowa. Pada saat itu, SYL mendorong agar taxi bisa dimiliki secara pribadi, bukan hanya oleh perusahaan-perusahaan besar.

"Idenya dari situ. Masyarakat bisa memiliki sendiri atau bersama-sama menggunakan program taxi alsintan yang pembiayaannya melalui fasilitasi KUR," ungkapnya.

Andi menambahkan, Kementan saat ini tengah mengupayakan agar petani, kelompok tani, maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) bisa bertransformasi dalam menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern.

Dengan demikian, usaha tani menjadi lebih efisien dan keuntungan yang diterima pun menjadi berlipat.

"Khusus alsintan ini, sebenarnya banyak negara yang mendorong penggunaan teknologi dalam pengolahan lahan hingga panen,” sebutnya.

Dia mencontohkan, Jepang kini menjadi negara yang telah sepenuhnya mengandalkan mekanisasi. Namun pemanfaatan itu diraih dari perjalanan panjang hingga 50 tahun lebih.

Pengalaman panjang tersebut juga membuat petani Jepang tidak lagi mengandalkan bantuan alsintan dari pemerintah.

"Apakah bantuan terhadap petani Jepang saat ini sudah tidak ada? Masih. Begitu pun kita. Tapi kita baru baru tujuh tahun membangun mekanisasi pertanian. Sekarang, kita sudah bisa mentransformasi pertanian dari tradisional menjadi mekanisasi. Kita di ruangan ini adalah pelaku-pelakunya," ucapnya.

Andi mengatakan, hal tersebut dibuktikan dari nyaris tidak ada lagi petani yang menggunakan sistem pengolahan tanah menggunakan kerbau atau sapi. Begitu juga saat panen. Rata-rata petani sudah menggunakan mekanisasi pertanian.

"Ini menandakan bahwa transformasi pertanian kita selama tujuh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sukses melancarkan program mekanisasi secara masif," terangnya.

Persyaratan KUR diharapkan dipermudah

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan Indah Megahwati meminta pihak terkait agar persyaratan KUR alsintan dipermudah.

Sebab, aturan yang ada saat ini terbilang cukup berat, terutama terkait aturan down payment (DP) atau uang muka yang dikenakan bank sebesar 30 persen.

"Masalah krusial soal DP dan agunan ini memang alot dibahas bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara)," katanya.

Indah menegaskan, persoalan DP dan agunan saat ini memang terkait dengan trust. Sebab, bank berusaha semaksimal mungkin mencegah tidak terjadi kredit macet.

Namun demikian, dia meminta bank tidak perlu khawatir mengingat pengalaman selama ini sangat jarang terjadi kredit macet untuk KUR di pertanian.

"Sementara program (Taxi Alsintan) yang sedang dijalankan ini bukan program baru, tapi bagaimana perbankan ini trust dan mau menyalurkan tapi tidak ada kredit macet," katanya.

Indah menjelaskan, dalam aturan perbankan memang ada aturan mengenai adanya agunan untuk kredit di atas Rp 100 juta.

Sementara itu, harga untuk combine harvester saja yang paling diminati petani harganya berkisar Rp 450 juta. Dia pun mendorong lahirnya regulasi yang bisa lebih mempermudah petani untuk mengakses KUR alsintan.

"Kami masih menggunakan KUR biasa. Nah, mudah-mudahan secepatnya ada KUR Taxi Alsintan sehingga DP, misalnya, cukup 20 persen atau 10 persen," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono mengatakan, program ini memberikan keleluasaan bagi petani di Indonesia untuk mengakses KUR dengan berbasis petani, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani.

Bambang menjelaskan, di Sumsel ada lima penyalur KUR alsintan, yakni BNI, Mandiri, BRI, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Sumsel.

Sementara itu, sejak 2018 sampai 2022, hingga 18 Februari sudah ada 154 alsintan yang difasilitasi perbankan, termasuk juga Bank Sumsel Babel yang dimulai sejak 2021. Fasilitas tersebut juga telah terhubung dengan taxi alsintan

"Adapun jenis alat yang sudah direalisasikan sebanyak 17 alat dengan senilai Rp 48,7 miliar. Alat tersebut berupa combine harvester, traktor roda empat, dan jenis alsintan lainnya yang tersebar di berbagai kabupaten," sebutnya.

Bambang memaparkan, persyaratan administrasi untuk memperoleh KUR, seperti BNI mensyaratkan DP 30 persen, biaya administrasi Rp 500.000, biaya notaris Rp 2 juta, biaya asuransi Rp 6 juta, dan biaya blokir angsuran Rp 32 juta.

"Kami memiliki empat kabupaten yang paling tidak ada 13 alat yang siap untuk melakukan serapan. Sampai saat ini kalau kami jumlahkan ada 30 alat yang bisa kami buat klaster program Taxi Alsintan," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2022/02/24/110500026/anggaran-pertanian-berkurang-akibat-pandemi-mentan-syl-gulirkan-taxi-alsintan

Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke