Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Rusia-Ukraina Dinilai Bisa Berdampak Besar ke Inflasi Indonesia

Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz menilai, konflik Rusia dan Ukraina ini dapat berdampak besar ke inflasi Indonesia melalui transmisi harga minyak. Sebab, perang Rusia-Ukraina telah mendorong harga minyak dunia hingga ke level lebih dari US$ 100 per barel.

“Apalagi, seperti kita ketahui harga minyak memiliki bobot 5 persen poin, yang relatif cukup besar dalam inflasi, bila dibandingkan dengan barang-barang lain dalam keranjang inflasi,” ujar Irman kepada Kontan.co.id, Minggu (27/2/2022).

Apalagi, minyak sebagai bahan bakar utama industri. Kenaikan harga minyak tentu akan menyebabkan harga-harga barang lain naik.

Selama pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (terutama RON 90 dan RON 92) maka dampak inflasi diperkirakan kecil atau hanya sekitar 0,07 persen. Namun, bila pemerintah menyesuaikan harga RON 90, maka dampak inflasi bisa cukup signifikan.

Menurut analisa sensitivitasnya, bila harga BBM RON 90 naik Rp 500 per liter, inflasi bisa naik 0,69% poin. Kalau BBM RON 90 naik Rp 1.000 per liter, inflasi bisa naik 1,44 persen poin, dan bila harga BBM naik hingga Rp 2.000 per liter, inflasi bisa naik hingga 2,62% poin.

Sementara itu, Ukraina merupakan salah satu negara sumber impor gandum terbesar Indonesia. Hanya saja, Irman melihat dampaknya akan kecil karena impor utama masih datang dari Australia.

“Indonesia masih bisa mencari negara lain untuk substitusi gandum. Selain itu, bahan pokok konsumsi utama Indonesia masih beras sehingga serealia akan berdampak minimum,” tambah Irman.

Lebih lanjut, untuk meminimalisir dampak inflasi dari konflik ini terhadap Indonesia, Irman menyarankan agar Indonesia melakukan beberapa hal.

Pertama, harus adanya substitusi impor untuk barang-barang yang diimpor secara langsung dari Ukraina dan Rusia.

Kedua, pemerintah dan Pertamina harus bersiap untuk menahan dampak harga minyak dunia ke neraca Pertamina dengan menyiapkan dana yang lebih agar inflasi tidak terlalu melonjak, apalagi menjelang lebaran.

“Mitigasi risiko dari sisi harga energi ini perlu diperhatikan ditengah permintaan domestik yang mulai akseleratif,” katanya.

Namun demikian, bila melihat level inflasi yang masih di kisaran 2 persen atau relatif rendah, Faiz optimistis risiko inflasi yang lebih tinggi dari harga energi tersebut masih bisa ditahan. Namun, dengan catatan ini harus bisa dikelola dengan tepat. (Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Konflik Rusia-Ukraina Berdampak ke Inflasi Indonesia Lewat Transmisi Harga Minyak

https://money.kompas.com/read/2022/02/28/203300826/perang-rusia-ukraina-dinilai-bisa-berdampak-besar-ke-inflasi-indonesia-

Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke