Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gara-gara Perang Rusia–Ukraina, Elon Musk: Benci Mengatakannya, tapi Kita Perlu Tingkatkan Produksi Migas...

"Benci mengatakannya, tetapi kita perlu segera meningkatkan produksi minyak dan gas," tulis miliarder tersebut melalui Twitternya, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (5/3/2022).

Tweet Elon Musk tersebut, dilakukan sebagai bentuk respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan penghentian pasokan bahan bakar yang memicu kenaikan harga gas.

Musk mengatakan, kondisi saat ini juga membutuhkan lebih banyak produksi bahan bakar fosil, bahkan jika produksi itu buruk bagi perusahaan mobil listriknya, Tesla Inc.

Elon Musk: pergeseran ke arah kendaraan listrik dan EBT tak mungkin dilakukan secara cepat

Musk juga mengisyaratkan adopsi model kendaraan listrik dan pergeseran yang lebih masif lagi, ke arah energi terbarukan, tidak mungkin dilakukan secara cepat.

Hal ini penting, untuk melindungi konsumen dari harga yang lebih tinggi dalam jangka pendek.

“Jelas, ini akan berdampak negatif pada Tesla. Walau demikian, solusi energi berkelanjutan tidak dapat dilakukan secara instan untuk menebus ekspor minyak dan gas Rusia,” kata Musk.

Rusia rebut PLTN Ukraina, harga minyak dunia langsung naik

Perang Rusia dan Ukraina mendorong kenaikan harga rata-rata minyak secara global kenaikan, termasuk di Indonesia.

Forbes mencatat, di AS kenaikan harga bensin juga naik, dengan kenaikan tertinggi terjdi di California, Oregon dan Washington.

Lonjakan harga tersebut terjadi setelah pasukan Rusia menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang merupakan pembangkit nuklir terbesar kedua di Eropa.


Hal ini kemudian, meningkatkan kekhawatiran sanksi baru yang bisa mengekang produksi minyak di Rusia, salah satu negara penghasil minyak utama dunia.

Harga minyak melonjak segera setelah serangan itu, dengan patokan AS West Texas Intermediate melonjak 5 persen ke level tertinggi hampir delapan tahun di 113 dollar AS per barel pada hari Jumat.

Dalam sebuah catatan, Goldman Sachs menyebut lonjakan harga minyak merupakan risiko inflasi utama untuk Amerika Serikat.

Goldman Sachs juga memperkirakan harga bisa tembus hingga 150 dollar AS per barel. Prediksi ini juga telah diramalkan sebelumnya oleh analis JPMorgan.

https://money.kompas.com/read/2022/03/06/120954926/gara-gara-perang-rusiaukraina-elon-musk-benci-mengatakannya-tapi-kita-perlu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke