Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bursa Saham AS Jeblok Lagi Terseret Dampak Perang Rusia-Ukraina

Melansir CNBC, S&P 500 mengalami pelemahan terdalam sejak Oktober 2020 dengan penurunan 0,72 persen menjadi 4.170,67. Dow Jones Industrial Average turun 184,74 poin menjadi 32.632,64 sementara Nasdaq Composite turun hampir 0,3 persen menjadi 12.795,55.

Hingga saat ini investor terus dihadapkan pada sentimen melonjaknya harga komoditas dan melambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan harga minyak, bensin, gas alam, dan logam mulia seperti nikel dan paladium memicu kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global di tengah lonjakan inflasi.

“Konflik Rusia dan Ukraina, mendorong lonjakan harga komoditas, kekhawatiran inflasi. Di sisi lain, prospek Fed yang sangat tidak pasti telah menyebabkan ketakutan resesi meningkat dengan cepat dan pasar ekuitas menjual tajam," kata kepala strategi investasi Wolfe Research Chris Senyek.

Minyak mentah WTI melonjak sekitar 7 persen menjadi di atas 128 dollar AS per barel pada hari Selasa karena Presiden Joe Biden mengatakan AS akan melarang impor minyak Rusia.

Harga minyak melonjak untuk memulai minggu ini dengan minyak mentah AS mencapai level tertinggi 13 tahun di 130 dollar AS per barel, dan minyak berjangka AS ditutup naik 3,6 persen pada posisi 123,7 dollar AS per barel.

Sektor energi merespons positif atas kenaikan harga minyak. Saham Chevron melonjak 5,2 persen, Enphase Energy dan SunPower masing-masing meroket 10,8 persen dan 18,7 persen.

Saham maskapai dan jalur pelayaran juga bergerak positif. Delta Air Lines naik 3,7 persen, dan American Airlines naik 5,2 persen. Southwest dan United Airlines masing-masing naik 5,3 persen dan 3,3 persen. Norwegian Cruise Line juga naik hampir 3,8 persen.

Pada Minggu, minyak mentah Brent sempat mencapai level tertinggi 139,13 dollar AS per barel, sebelum menetap di 123,21 dollar AS per barel, atau tertinggi sejak Juli 2008. Brent berjangka juga melesat 3,8 persen di posisi 127,98 dollar AS per barel.

Lonjakan minyak mentah sudah mulai meresahkan di tingkat konseumen. Rata-rata nasional untuk satu tabung gas reguler naik menjadi 4,173 dollar AS pada hari Selasa, menurut AAA. Rekor sebelumnya adalah 4,114 dollar AS pada Juli 2008.

Harga komoditas lain juga kembali melonjak, dengan harga nikel yang menyentuh rekor baru di atas 100.000 dollar AS per metrik ton.

“Mungkin ada sedikit kelegaan bahwa hanya AS yang menghentikan minyak atau gas Rusia dalam waktu dekat. Sementara narasi konsensus tentang Rusia atau Ukraina cukup suram, bahkan gencatan senjata mulai berlaku,” kata pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli.

Sementara itu, imbal hasil teasury 10 tahun naik mendekati 10 basis poin menjadi sekitar 1,85 persen. Hal ini terjadi karena investor melepaskan obligasi lantaran kekhawatiran inflasi meningkat.

https://money.kompas.com/read/2022/03/09/062653726/bursa-saham-as-jeblok-lagi-terseret-dampak-perang-rusia-ukraina

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke