Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepanjang 2021, Cigna Indonesia Bayar Klaim Rp 589 Miliar

“Tingkat kepuasan nasabah terhadap Cigna Indonesia naik 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds di Jakarta, Kamis (10/3/2022).

Ia menyebutkan, Rasio Kecukupan Modal atau RBC Cigna juga semakin menguat. Pada kuartal keempat 2021, RBC Cigna Indonesia mencapai 267 persen, jauh di atas batas ketentuan dari pemerintah sebesar 120 persen. RBC pada kuartal keempat itu naik 22 persen dari kuartal sebelumnya.

Reynolds bilang, produk perlindungan Cigna Medical Pro yang mempunyai manfaat sesuai tagihan rumah sakit, ternyata menjadi pilihan utama bagi nasabah. Terbukti, hingga akhir Desember 2021 tercatat lebih dari 200 polis terjual dan aktif.

Menurut dia, fenomena itu menunjukkan masyarakat semakin melek asuransi. Terutama setelah terjadinya pandemi. Mereka membutuhkan proteksi dengan jaminan pasti dari perusahaan asuransi.

Terkait prospek tahun 2022, Reynolds optimistis Cigna Indonesia akan tumbuh lebih baik dari tahun lalu. Apalagi, kondisi pandemi sudah mulai menurun.

Menurut dia, dua tahun belakangan ini merupakan masa berat. Ia ibaratkan musim dingin. Kini sudah masuk musim semi, ketika semua orang mulai berusaha bangkit.

Survive

Sementara itu Head of Agency Sales Cigna Indonesia Shiddiq Alfarisi menyebutkan, pandemi malah menjadi momentum. Saat daya beli turun, kebutuhan akan jsutru asuransi meningkat.

“Demand untuk produk asuransi meningkat. Makanya Cigna bisa survive,” ujarnya.

Shiddiq menjelaskan, pihaknya mengandalkan tools berupa eApps dengan fitur need base analysis. Artinya, Cigna Indonesia memiliki alat yang bisa menganalisa seberapa besar kemampuan calon nasabah, sehingga nasabah dapat membeli produk proteksi yang sesuai dengan kemampuan.

Ia mengakui secara keseluruhan bisnis, kanal bisnis keagenan memang anjlok karen karena adanya pembatasan tatap muka saat pandemi. Namun, Cigna Indonesia tetap melakukan penetrasi pasar dengan memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex. Aplikasi ini memungkinkan agen bertemu dalam video secara online dan langsung dengan calon nasabah.

“Ini yang membuat Cigna tetap bisa approach dan melakukan penjualan saat masa PPKM,” kata Shiddiq.

Sementara itu, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka luas. Kondisi pandemi sudah mulai melonggar dan adanya fakta bahwa pandemi Covid-19 memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi untuk memproteksi kesehatan keluarga.

“Ini terbukti dengan meningkatnya angka pertumbuhan asuransi jiwa,” ujar Irvan.

Menurut Irvan, faktor pendorong utama meningkatnya kinerja asuransi juga akan dipengaruhi performa industri asuransi dalam menepati pembayaran klaim sesuai yang dijanjikan dengan baik dan tepat waktu.

Berdasarkandata Otoritas Jasa keuangan (OJK), asuransi jiwa Indonesia tumbuh walaupun saat pandemi. Sepanjang 2021, premi yang dihimpun industri asuransi jiwa di Indonesia mencapai Rp 184,32 triliun. Angka itu tumbuh 7,21 persen dibandingkan realisasi pada tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp 171,93 triliun.

Sementara itu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) baru saja melaporkan, industri telah membayar klaim meninggal dunia sebesar Rp 21,14 triliun sepanjang 2021.

Adapun untuk klaim terkait Covid-19, sejak Juli sampai September 2021 totalnya sebesar Rp 3,69 triliun.

Dengan begitu, sejak Maret 2020 hingga Desember 2021 industri asuransi jiwa telah menyalurkan klaim terkait Covid-19 sebesar Rp 8,82 triliun.

https://money.kompas.com/read/2022/03/10/140500126/sepanjang-2021-cigna-indonesia-bayar-klaim-rp-589-miliar-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke