Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Pemulihan Ekonomi Menurut Sri Mulyani: Ibarat Naik "Roller Coaster" dan Mobil, Enggak Mulus

Ia mengatakan, setelah dua tahun ekonomi dunia, termasuk Indonesia, terpukul akibat pandemi Covid-19, namun kini dalam proses pemulihannya dihadapkan lonjakan harga sejumlah komoditas penting, yang dipicu perang antara Rusia dan Ukraina.

"Saat ini pemulihan ekonomi yang tidak merata menyebabkan supply disruption, komoditas harganya naik, ditambah sekarang suasana geopolitik di Ukraina menyebabkan harga komoditas luar biasa (tinggi)," ujarnya dalam Sosisalisasi UU HPP, Kamis (10/3/2022).

"Batu bara yang dulu 80 dollar AS sekrang menjadi 400 dollar AS. Harga minyak waktu WHO umumkan pandemi Covid-19 di April 2020, itu harganya nol rupiah, nol dollar, sekarang sudah di 135 dollar AS," lanjut dia.

"Roller coaster" pemulihan ekonomi

Sri Mulyani pun menggambarkan perekonomian seperti roller coaster yang naik-turun dengan tajam atau mobil yang berguncang akibat melewati jalan yang tidak rata.

Lantaran, setiap ada momentum pemulihan selalu dihadapkan tantangan, mulai dari bergantinya varian Covid-19 hingga konflik geopolitik.

"Jadi kalau dibayangkan, ini adalah suatu economic roller coaster, pada saat nanjak, jatuh lagi, nanjak, jatuh lagi. Kalau ibarat mobil, seperti tadi saya jalan ke sini, beberapa kali saya junggreng-junggreng gitu, kayaknya shockbreaker mobil saya enggak terlalu bagus, jadi terasa sekali," ungkap dia.


APBN, "shockbreaker" guncangan ekonomi

Secara khusus, terkait perumpamaan mobil, Bendahara Negara itu menjelaskan, jika sebuah mobil tak memiliki shockbreaker yang baik ketika melewati jalanan tidak rata maka guncangan akan langsung terasa oleh penumpang, karena tak ada perlindungan yang baik.

Oleh sebab itu, ketika perekonomian sedang menghadapi guncangan, APBN merupakan shockbreaker yang menahan guncangan tersebut agar perekonomian tidak terpuruk melainkan tetap mampu berjalan.

"Waktu mendapatkan tekanan, APBN harus menahan, waktu ekonomi overheating, maka APBN harus mendinginkan, itulah yang disebut sebagai peran countercyclical," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan, dalam mengelola dinamika pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 maupun dinamika global, hingga saat ini APBN telah bekerja sangat keras. Meski demikian, kesehatan APBN tetap perlu dijaga agar tidak menjadi sumber penyakit bagi perekonomian.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, APBN yang terlalu terus-menerus dipakai menopang perekonomian, malah bisa merusak perekonomian. Hal itu telah terjadi di sejumlah negara, salah satunya Argentina.

"APBN enggak boleh terus-terus dipake dan dieksploitasi, sehingga dia menjadi sakit dan bahkan menjadi sumber penyakit dalam ekonomi. Ada negara yang alami seperti itu, Argentina itu APBN-nya sakit, ekonominya sakit, politiknya pun sakit terus. Negara yang kondisi APBN-nya enggak bagus, pasti alami kompleksitas sosial-politik," tutup dia.

https://money.kompas.com/read/2022/03/11/063000426/proses-pemulihan-ekonomi-menurut-sri-mulyani--ibarat-naik-roller-coaster-dan

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke