Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Rencana IPO GoTo, dari Harga Saham hingga Driver Gojek Dapat Jatah

Adapun harga IPO berada di kisaran Rp 316 hingg Rp 346 per saham. Dengan demikian dalam pelaksanaan IPO tersebut, GoTo berpeluang meraup dana segar sebesar Rp 16,43 triliun hingga Rp 17,9 triliun.

Hal ini sekaligus menjadikan IPO GoTo sebagai yang kedua terbesar setelah tahun lalu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencetak rekor IPO terbesar Rp 21,9 triliun.

CEO Group GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan bahwa, IPO ini adalah salah satu pencapaian besar yang dicapai GoTo.

"Saya yang bangga dan terharu karena perusahaan yang kami bangun bersama berhasil mencapai milestone besar ini pada hari ini," kata Andre dalam pemaparan publik pada hari ini, Selasa (15/3/2022).

Adapun beberapa fakta-fakta terkait dengan rencana IPO Goto:

1. Harga saham GoTo

Kehadiran GoTo memang sangat ditunggu-tunggu para investor, namun di sisi lain IPO GoTo kerap dibandingkan dengan IPO perusahaan sejenis, PT Bukalapak.com (BUKA) yang IPO tahun lalu.

Sebagai bagian dari proses IPO, GoTo resmi melakukan penawaran awal saham alias Book Building mulai 15-21 Maret 2022. Artinya, saham GoTo sudah bisa dipesan mulai Selasa (15/3/2022) hingga Senin (21/3/2022).

Jika dibandingkan dengan BUKA, harga saham GoTo jauh lebih murah. BUKA melepas sahamnya tahun lalu seharga Rp 850 per saham, sementara GoTo dikisaran Rp 300-an per saham.

Managing Director Investment Banking PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) David Agus mengatakan, cara melihat saham itu tidak dengan membandingkan per lembar saham, namun ada banyak komponen yang digunakan dalam menilai atau membandingkan saham.

“Jika satu saham dibandingkan dengan satu saham lain, itu bukan cara menilai saham yang benar, cara menilai adalah membandingkan yang lebih relevan, yakni dari nilai saham keseluruahn dari company tersebut. Karena harga saham itu kan ditentukan dari nilai nominal, jumlah saham yang diterbitkan dan berbagi macam hal lainnya yang terlalu banyak jika dibahas satu per satu,” kata David.

Hal ini juga dinilai menjadi satu hal yang positif menurut pengamat pasar modal Teguh Hidayat. Menurut Teguh, dengan kapitalisasi pasar GoTo yang besar, valuasi GoTo otomatis juga lebih besar daripada Bukalapak.

“Dari sisi market cap perusahaannya, waktu IPO BUKA itu nilai seluruh sahamnya berdasarkan harga IPO yang dikalikan dengan jumlah saham beredar adalah Rp 88 triliun. Sementara IPO GOTO, market cap-nya mencapai lebih dari Rp 400 triliun, sehingga valuasi GOTO lebih tinggi daripada BUKA,” jelas Teguh.

Sementara itu, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The menjelaskan, dengan rentang harga tersebut, diharapkan masyarakat luas bisa dengan mudah memiliki saham GoTo.

“Kisaran harga Rp 316 hingg Rp 346 per saham, tidak terlepas dari semangat GoTo untuk bisa memastikan harga per lembar saham bisa seluas mungkin terjangkau oleh masyarakat luas, termasuk mitra, merchant dan lain sebagainya,” jelas Moleonoto.

2. Berencana dual listing

Dalam konferensi pers, Andre Soelistyo juga mengungkapkan opsi perusahaan untuk melakukan dual listing di bursa saham luar negeri. Namun, hal ini akan dilakukan usai saham GoTo tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan prospektus, GoTo berencana melakukan dual listing, yakni di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX), atau London Stock Exchange (LSE).

"Memang ada rencana untuk listing di bursa lain, namun ini masih kami kaji karena perlu banyak pertimbangan, untuk kapannya masih dalam kajian," kata Andre.

GoTo dalam prospektusnya juga menyebut, penawaran saham di luar negeri akan dilakukan paling lambat 2 tahun usai pencatatan perdana di tanah air. Dalam aksi korporasi lanjutan ini, perseroan juga telah memperoleh persetujuan RUPS yang dilaksanakan pada Desember 2021.

3. Market cap jumbo

Dengan kisaran harga untuk IPO GoTo pada Rp 316 hingga Rp 346 per saham, maka kapitalisasi pasar saat pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan mencapai antara Rp 376,6 triliun hingga dan Rp 413,7 triliun.

Managing Director Investment Banking PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) David Agus mengatakan, memang harga saham GoTo jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan harga saat PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) IPO. Namun, setelah tercatat di BEI, kapitalisasi pasar GoTo menjadi yang terbesar.

“Cara melihat harga saham itu, pertama dari sisi 100 persen kapitalisasi pasar setelah GoTo dicatatkan di BEI. Kalau dari harga rentang itu, kapitalisasi pasar akan berada di atas Rp 400 triliun, tepatnya Rp 413,7,” kata David.

“Intinya adalah, dari lembar saham maksimal yang ditawarkan di harga paling tinggi dalam kisaran harga itu, potensi kapitalisasi GoTo kemungkinan jadi yang terbesar dari saham-saham yang tercatat di BEI,” tambah Moleonoto.

4. GoTo masih merugi

Dalam laporan keuangan per 30 September 2021, nilai rugi bersih GoTo mencapai Rp 11,58 triliun. Nilai kerugian GoTo itu naik dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 10,43 triliun.

Sehingga, rugi per saham GoTo mencapai Rp 197 per saham pada September 2021, dibandingkan Rp 365 per saham pada periode yang sama tahun 2020. Sepanjang tahun 2020, GoTo masih merugi Rp 14,20 triliun.

"Tapi kami tetap menjaga tingkat pertumbuhan nilai transaksi bruto (GDV) positif, yang terlihat dari adjusted EBITDA yang semakin membaik," ujar CEO GoTo Andre Sulistyo dalam acara Due Diligence Meeting & Public Expose GoTo, di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Sementara itu, pendapatan GoTo per September 2021 mencapai Rp 3,40 triliun, naik dari tahun 2020 sebesar Rp 2,34 triliun. Dalam IPO ini, GoTo akan melepas sebanyak-banyaknya 52 miliar saham seri A yang seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel. Jumlah tersebut setara 4,35 persen saham.

Menurut Teguh, pada dasarnya IPO GOTO dan BUKA tidak berbeda jauh. Kedua perusahaan teknologi besar ini, jika merujuk dari laporan keuangan, sama-sama masih mengalami kerugian.

“Memang sedikit ada perbedaan, selain bahwa Tokopedia lebih besar pangsa pasarnya jadi dia lebih baik. Meskipun secara laporan keuangan sama – sama masih rugi. Tapi kita bisa berargumentasi dari segi penguasaan pasar e-commerce Tokopedia yang lebih baik,” kata Teguh.

5. IPO saat tren saham teknologi melemah

Teguh mengungkapkan, saat ini GoTo juga kehilangan momen–momen kenaikan harga saham teknologi. Karena, di bursa Amerika Serikat, saham–saham teknologi yang masuk dalam Nasdaq Komposit seperti Amazon, Alibaba, Facebook, Netflix dan sebagainya dalam tren melemah.

Di sisi lain, ia juga meyakini adanya upaya perusahaan dalam mempertahankan harga saham, melalui mekanisme lock dengan perusahaan sekuritas tertentu, di mana saham tidak langsung dijual dalam beberapa waktu, namun hal ini tidak serta merta mendorong kenaikan harga saham.

“Itu hanya sekadar menjaga saham tidak turun saja, tapi kalau untuk naik itu berat. Saya enggak tau, apakah IPO-nya akan sukses, dan apakah sahamnya akan sukses juga untuk tidak turun. Tapi rekomendasi saya, lebih baik kita wait and see,” jelas dia.

Sementara itu, Dennies Christoper Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia mengatakan, investasi pada perusahaan yang mengalami kerugian tidak disarankan. Bahkan, dalam prospektus juga perseroan telah menyatakan bahwa GoTo masih mengalami kerugian.

“Sejauh ini GoTo ini masih mencatat kerugian dan bahkan di prospektus mereka meng-highlight seperti ini. Jadi saya rasa jika ingin beli saham ini ada baiknya manfaatkan momentum IPO saja dalam 1-2 hari dan tidak direkomendasikan untuk hold secara jangka panjang. Memang ini nama besar, tapi secara kinerja keuangan bisa dibilang tidak baik dan ada ratusan saham di bursa yang jauh lebih baik daripada ini,” tegas Dennies.

6. Driver Gojek dapat jatah

GoTo mengungkapkan para driver Gojek akan kebagian saham. Nantinya mitra pengemudi terpilih akan diberikan opsi memilih menerima saham GoTo atau uang tunai.

"Penghargaan ini akan diberikan pada prioritas driver-driver yang paling aktif dan setia, berdasarkan lama bergabung dan status keanggotaan aktifnya," kata Andre Soelistyo.

Selain driver Gojek, merchant, pengguna, dan karyawan juga bisa menjadi pemegang saham GoTo lewat Program Saham Gotong Royong. Program tersebut akan dapat dilaksanakan saat perusahaan sudah resmi menajadi perusahaan publik dan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.

"Memang sudah menjadi cita-cita kami untuk memperluas manfaat IPO bagi semua para pemangku kepentingan utama yang sangat penting, yaitu adalah para mitra driver (Gojek), mitra merchant, konsumen dan seluruh karyawan kami yang benar-benar berkontribusi dari awal berdiri sampai sekarang," ujarnya.

Bagi mitra merchant atau penjual di Gojek, GoPay, dan Tokopedia akan diberikan akses prioritas untuk memesan saham GoTo saat Initial Public Offering (IPO) melalui alokasi pasti.

"Kriteria dari partisipasinya ditetapkan berdasarkan jangka waktu mereka sudah bergabung dengan ekosistem kami dan juga status keanggotaan aktif," kata dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/03/16/064741826/6-fakta-rencana-ipo-goto-dari-harga-saham-hingga-driver-gojek-dapat-jatah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke