Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat Kinerja Ciamik di Tahun 2021, Simak Rekomendasi Saham Mitratel

MTEL juga berhasil meningkatkan EBITDA pada 2021 mencapai Rp 5,18 triliun, meningkat 23,9 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 4,18 triliun. Laba bersih Mitratel meningkat signifikan mendekati 130 persen menjadi Rp 1,38 triliun, dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 602 miliar.

Analis senior pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi mengatakan, fundamental Mitratel sangat solid yang didukung oleh kinerja mengesankan dan bahkan di atas ekspektasi analis.

“Saham MTEL layak dikoleksi. Secara fundamental MTEL cukup oke, dan masih ada ruang bagi saham MTEL bergerak naik. Itu karena saham MTEL cukup murah di harga sekarang secara valuasi," ujar Yosua melalui siaran pers, Rabu (16/3/2022).

Tahun lalu, MTEL memperoleh dana initial public offering (IPO) sebesar Rp 18,8 triliun. Dengan dana IPO tersebut, Josua menilai sangat mudah bagi MTEL untuk memperoleh menara baru guna mendapatkan pundi-pundi revenue ke depan.

“Dengan dana tersebut, MTEL juga berencana ekspansi melalui akuisisi. Sementara pencapaian kinerja MTEL tahun lalu itu melebihi ekspektasi kami. Karena kami perkirakan sedikit di bawah itu. Tapi secara umum sangat bagus bagi MTEL untuk memulai tahun 2022,” katanya.

Yosua menjelaskan, pada tahun 2022 ini, Mitratel dikabarkan akan mengakuisisi menara lagi. Hal tersebut tentunya sangat ditunggu-tunggu, dan dinilai akan mendorong kinerja positif MTEL kedepannya.

“Ini yang kita tunggu-tunggu. Apalagi sekarang MTEL memiliki dana besar setelah IPO puluhan triliun, itu akan dipakai untuk akuisisi. Saya pikir, ini sangat baik dan bagus untuk kinerja MTEL,” tambah Yosua.

MTEL tahun lalu mengakuisisi 8.139 menara Telkomsel dan 798 tower Telkom. Ini turut mendorong pertumbuhan pendapatannya perseroan melalui penyewaan atau kontrak menara dengan durasi sekitar 10 tahun.

“Jadi otomatis, dalam 10 tahun ke depan, MTEL mendapatkan pendapatan sebesar yang didapat tahun 2021. Nah, untuk menambah pendapatan dan laba bersih, MTEL cukup menambah sekitar 500 -750 menara baru per tahun. Itu sudah sangat oke,” katanya.

Yosua menambahkan, konsolidasi yang dilakukan oleh Grup Telkom membuat Mitratel sangat kuat. Jika dibandingkan dengan yang lain, MTEL menjadi salah satu yang terbesar, sehingga daya beli dan daya tawar MTEL cukup kuat apalagi didukung oleh Grup Telkom, dimana Telkomsel menjadi tulang punggung dari pendapatan MTEL.

“Kalau kita lihat ke depan dengan 5G yang masif, kebutuhan akan menara sangat tinggi,” tegas Yosua.

Sebagai informasi, dalam tiga bulan terakhir harga saham Mitratel menguat 1,26 persen, namun dalam perdagangan hari ini MTEL melemah 0,6 persen di posisi Rp 805 per saham.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/03/16/113000726/catat-kinerja-ciamik-di-tahun-2021-simak-rekomendasi-saham-mitratel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke