Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cermati Kinerja GoTo Jelang IPO: Catatkan Rugi Bersih sejak Didirikan hingga Akui Bakal Sulit Cetak Laba

Rencana Initial Public Offering (IPO) GoTo dinilai menjadi menarik oleh sejumlah investor, dengan melihat pesatnya perkembangan bisnis Gojek dan Tokopedia.

Selain itu, kedua platform teknologi tersebut juga memiliki market share yang besar di masing-masing segmen bisnisnya.

Namun demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di raksasa teknologi itu, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu sejumlah risiko yang mungkin diterima.

Salah satu risiko yang perlu dicermati ialah, risiko bersifat material yang berpotensi memengaruhi hasil usaha dan kondisi keuangan GoTo.

Akui sulit cetak laba

Melalui dokumen prospektus manajemen GoTo mengakui, perusahaan akan kesulitan mencetak laba. Sejak 2018, perusahaan tercatat terus mengalami kerugian.

Kerugian tersebut utamanya disebabkan oleh besarnya biaya beban yang dikeluarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Tingginya biaya beban meliputi biaya pengembangan operasional, biaya penjualan dan pemasaran, biaya penyusutan dan amortisasi, biaya pengembangan teknologi, hingga beban gaji dan imbalan karyawan.

"Perusahaan telah mencatatkan rugi bersih sejak didirikan, dan Perusahaan mungkin tidak dapat mencapai profitabilitas," tulis dokumen prospektus, dikutip Kamis (17/3/2022).

Kembangkan aneka platform butuh biaya besar

Lebih lanjut dokumen propektus itu menyebutkan, ke depan GoTo masih akan melanjutkan investasi untuk pengembangan berbagai platform bisnisnya. Hal ini diyakini akan membutuhkan biaya lebih besar dan waktu yang lebih lama.

"Perusahaan tidak dapat menjamin bahwa Perusahaan akan dapat membukukan laba bersih di masa mendatang," tulis dokumen itu.

Adapun untuk menciptakan profitabilitas, GoTo menyatakan, perusahaan bergantung pada kemampuan untuk mengembangkan dan memasarkan bisnisnya secara efisien serta mengoptimalkan sumber dayanya. Oleh karenanya, investasi menjadi penting untuk mencapai target jangka panjang itu.

"Perusahaan tidak menjamin bahwa Perusahaan akan sepenuhnya mendapatkan kembali biaya investasi, dan investasi yang telah dilakukan akan menghasilkan peningkatan pendapatan atau pertumbuhan bisnis dan profitabilitas di masa mendatang," tulis dokumen prospektus.


Kinerja keuangan GoTo: masih alami rugi bersih

Melalui dokumen prospektus itu juga, GoTo merilis kinerja keuangan perusahaan hingga kuartal III atau September 2021.

Dilansir dari laporan keuangan tersebut, GoTo tercatat masih mengalami rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,58 triliun hingga akhir September 2021, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,43 triliun.

Kenaikan rugi bersih itu disebabkan oleh peningkatan beban keuangan yang lebih tinggi dibanding pendapatan bersih perusahaan.

Tercatat pendapatan bersih GoTo sampai dengan kuartal III-2021 sebesar Rp 3,4 triliun, naik dari Rp 2,3 triliun pada September 2020.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan meningkat dari Rp 1,8 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp 2,5 triliun pada kuartal III-2021, kemudian, beban umum dan administrasi meningkat dari Rp 2,1 triliun menjadi Rp 5,1 triliun.

Selanjutnya, beban penjualan dan pemasaran meningkat dari  Rp 1,7 triliun menjadi Rp 4,7 triliun, beban penyusutan dan amortisasi meningkat dari Rp 911,2 miliar menjadi Rp 1,5 triliun, serta beban operasional dan pendukung meningkat dari Rp 1,01 triliun menjadi Rp 1,1 triliun.

Sementara itu, beban pengembangan produk tercatat mengalami penyusutan dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 1,38 triliun.

Adapun rugi per saham GoTo mencapai Rp 197 per saham pada September 2021, dibandingkan Rp 365 per saham pada periode yang sama tahun 2020.  Sepanjang tahun 2020, GoTo masih merugi Rp 14,20 triliun. 

https://money.kompas.com/read/2022/03/17/142112626/cermati-kinerja-goto-jelang-ipo-catatkan-rugi-bersih-sejak-didirikan-hingga

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke