Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beberapa Negara Ini Pernah Ditawari Pemerintah Investasi di Megaproyek IKN, Apa Saja?

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 26 Agustus 2019 telah mengumumkan bahwa Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur, sebagai lokasi pembangunan ibu kota negara (IKN) baru yang kini telah diberi nama Nusantara. Sejumlah investor pun digadang-gadang tertarik ingin berinvestasi di proyek pembangunan IKN ini.

Mulai dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, China, Jepang, dan Singapura. Saat diumumkannya lokasi IKN, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan mengaku kaget dengan banyak investor asing yang tertarik mengeksekusi megaproyek pembangunan ibu kota baru RI di Kalimantan Timur.

"Saya juga kaget, jadi semua orang tertarik masuk situ (ibu kota baru)," kata Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Selasa (19/11/2019).

Dia menuturkan, negara-negara seperti Jepang, Hongkong, bahkan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan tertarik menanamkan modalnya di IKN. Waktu itu, Luhut sebut 30 investor Jepang tertarik menanamkan modalnya di ibu kota baru, disamping proyek Patimban dan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Sedangkan kebutuhan pembangunan IKN Nusantara ini diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 504 triliun. Pemerintah pun terus merayu negara-negara luar agar mau berinvestasi di megaproyek IKN baru tersebut.

Uni Emirat Arab dan Arab Saudi

Luhut ketika melakukan kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Jawa Timur baru-baru ini mengatakan, pemerintah tengah menyasar Arab Saudi dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan IKN Nusantara.

Dari dua negara tersebut, pihaknya menargetkan mendapatkan dana 100 miliar dollar AS untuk pembangunan IKN Nusantara. Untuk saat ini, kata dia, investor dari UEA bersedia mengucurkan investasi senilai 20 miliar dollar AS.

Sementara untuk investor dari Arab Saudi masih dalam proses negosiasi.

"Ada banyak (investor), dari pemerintah Abu Dhabi 20 miliar dollar AS. Dari pemerintah Saudi, nanti kita lihat lagi negosiasi Pak Rachmat (mantan CEO BukaLapak). Terus nanti mungkin dari konsorsium Abu Dhabi dengan Tiongkok, siapa yang tahu, dan lain-lain," kata Luhut saat kunjungan kerja di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022).

Mantan CEO BukaLapak Rachmat Kaimuddin diketahui telah bergabung ke Kemenko Marves. Rachmat kini dipercaya menjadi negosiator pendanaan untuk pembangunan IKN Nusantara.

Luhut mengatakan, telah ada lima negara yang menyatakan tertarik untuk berinvestasi dalam pembangunan IKN Nusantara.

Turki

Ternyata, pemerintah menawarkan ke Negara Turki untuk berinvestasi dalam pembangunan hunian di IKN Nusantara, yakni perumahan di Zona 1A IKN untuk 11.268 unit hunian tahun pementasan 2021 hingga 2024 melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Seperti diketahui, pembangunan infrastruktur IKN Baru di Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya perkantoran. Salah satu proyek lainnya yaitu kawasan permukiman. Baik untuk para ASN maupun masyarakat umum. Sebanyak 100.000 rumah dibangun di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sangat menantikan partisipasi Turki dalam pelaksanaan program-program pembangunan di Indonesia.

"Terutama pada sektor jalan tol dan proyek perumahan di IKN baru," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai menerima Kunjungan Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, serta para perwakilan perusahaan Turki di Kantor Kementerian PUPR, Senin (13/12/2021).

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Turki yang telah terjadi pada awal November 2021. Menurut Basuki, hingga saat ini setidaknya terdapat dua perusahaan Turki yang telah menindaklankjuti. Salah satunya merupakan perusahaan terbesar kedua di dunia untuk bidang perumahan prefabrikasi.

Singapura

Luhut juga pernah menawarkan proyek pemerintah kepada sejumlah investor yang ada di Singapura. Saat ditanya sektor manakah yang bisa menjadi tempat berinvestasi yang potensial, dia menyebut energi alternatif, startup, rumah sakit, dan ibu kota negara baru masih terbuka untuk investasi.

"Di Ibu Kota Baru Anda bisa menanamkan modal di sektor infrastruktur. Kami akan menjadikan kota tersebut sebagai kota hijau. Rumah sakit juga cukup menjanjikan," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (9/1/2020).

Jepang

Softbank pun juga diklaim tertarik berinvestasi di IKN baru sebesar 100 miliar dollar AS. Pada 10 Oktober 2020, Luhut menemui CEO SoftBank Masayoshi Son di Jakarta untuk membahas investasi tersebut.

Luhut mengatakan, perusahaan investasi asal Jepang tersebut tertarik untuk bergabung dalam pembangunan ibu kota baru, namun tak menjelaskan secara rinci jenis investasi apa yang diinginkan Softbank.

Usai pemerintah telah menjajaki sejumlah negara, sayangnya negara-negara tersebut belum memberikan sinyal kepastian. Bahkan, ada satu negara yang justru mundur dari megaproyek IKN Nusantara. Softbank tidak jadi menanam investasi di proyek IKN Nusantara.

Keputusan itu terjadi usai Presiden Joko Widodo menunjuk CEO Softbank, Masayoshi Son sebagai dewan pengarah pembangunan IKN Nusantara, bersama putra mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengungkapkan, akan mengganti Son dengan sosok yang lain. Sebab mundurnya Son membuat namanya turut terlempar dari Dewan Pengarah.

"Enggak lagi (jadi dewan pengarah). (Penggantinya) lagi kita cari. Enggak (tergantung investornya) juga. Bisa iya, bisa enggak," kata Luhut usai konferensi pers Kick Off Digital Economy Working Group (DEWG) G20, di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Ia pun menepis kabar yang menyebutkan bahwa investasi di IKN Nusantara tidak menguntungkan bagi investor. Hal ini menyusul mundurnya Softbank, perusahaan multinasional asal Jepang.

"Enggak ada urusan itu, dia masalah dia. Murni masalah dia. Kita dapatkan 20 miliar dollar AS dari UEA kan. Itu masuk lewat Indonesian Investment Fund," kata dia.

Luhut menjelaskan, mundurnya Softbank terlibat pembiayaan IKN Nusantara lantaran dana yang ada di Vision Fund berkurang. Awalnya, Arab Saudi dan Abu Dhabi ingin menempatkan dananya di Softbank Vision Fund tersebut.

Namun ternyata, keduanya malah mengurungkan niatnya. Meski begitu, Luhut berharap anggaran yang dimiliki Arab Saudi dan Abu Dhabi ini bisa disalurkan ke Indonesia lewat investasi.

https://money.kompas.com/read/2022/03/23/153000926/beberapa-negara-ini-pernah-ditawari-pemerintah-investasi-di-megaproyek-ikn-apa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke