Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertamax Bukan BBM Subsidi, Wajar Jika Harga Jualnya Ikuti Harga Pasar

Hal ini disampaikan Agus Pambagyo, pengamat kebijakan publik. Ia bilang, pemerintah tidak perlu ikut campur dalam penentuan harga barang nonsubsidi. “Silakan saja, boleh naikkan (harga Peramax),” ujar Agus melalui keterangannya, Kamis (24/3/2022).

Saat ini Pertamax dijual Rp 9.000 per liter, padahal keekonomiannya lebih dari Rp 14.000. Di sisi lain, harga minyak dunia naik di tengah ketidakpastian pasokan minyak akibat perang Rusia-Ukraina. SPBU pesaing pun sudah menaikkan harga jual BBM RON 92, namun Pertamax belum naik. 

Menurut dia, harga jual BBM Pertamax saat ini sudah tidak sehat karena selisih harga BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina sangat jauh dari harga sebenarnya yang sesuai dengan harga keekonomian.

“Siapa yang mau nalangi itu (selisih harga jual)?. Jelaskan saja ke publik bahwa Pertamax itu bukan barang subsidi,” lanjutnya.

Tanggapan Kementerian BUMN

Arya M Sinulingga, Juru Bicara Kementerian BUMN, sebelumnya menyatakan Kementerian BUKN mendukung rencana Pertamina menaikkan harga Pertamax.

Dengan harga saat ini, Pertamax adalah BBM RON 92 paling murah di kelasnya yang dikonsumsi oleh penggunaa kendaraan kelompok menengah atas.

“Dengan harga saat ini, Pertamina telah menyubsidi Pertamax. Dan ini jelas artinya, Pertamina menyubsidi mobil mewah yang memakai Pertamax,” ujar Arya beberapa waktu lalu. 

Agar ada keadilan bagi masyarakat, lanjut Arya, Pertamina perlu mengkaji ulang harga BBM nonsubsidi. Jangan sampai Pertamina memberi subsidi besar kepada mobil mewah yang memakai Pertamax.

“Biar adil, Pertamina tetapkan saja berapa harga BBM nonsubsidi yang adil, termasuk Pertamax,” katanya. 

Mengutip Globalpetrolprices per 14 Maret 2022, harga BBM nonsubsidi di Indonesia paling murah di Asia Tenggara.

Dibandingkan Singapura misalnya, harga BBM nonsubsidi dengan kadar oktan tinggi sebesar Rp 30.800 per liter, Thailand Rp 20.300 per liter, Laos Rp 23.300 per liter, Filipina Rp 18.900 per liter, Vietnam Rp 19.000 per liter, Kamboja Rp 16.600 per liter, dan Myanmar Rp 16.600 per liter.

https://money.kompas.com/read/2022/03/24/191500326/pertamax-bukan-bbm-subsidi-wajar-jika-harga-jualnya-ikuti-harga-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke