JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan penyediaan jasa solusi konten dan pemasaran digital berbasis crowdsourcing, PT Sribu Digital Kreatif, secara resmi mengumumkan akuisisi perusahaan oleh Mynavi Corporation Japan sebagai pemegang saham mayoritas pada Rabu (30/3/2022).
Founder dan CEO Sribu Ryan Gondokusumo mengatakan, Sribu dan Mynavi berbagi nilai serta visi yang sama dalam penyerapan tenaga kerja melalui penyediaan akses dan infrastruktur digital, baik bagi pemberi maupun pencari kerja.
Selain itu, akuisisi tersebut menambah catatan penting dalam perjalanan Sribu selama 10 tahun terakhir.
“Sebelumnya, kami juga telah dipercaya serta memperoleh pendanaan dari East Venture, Asteria, dan CrowdWorks untuk pengembangan bisnis,” ujar Ryan pada konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu.
Bergabungnya Sribu ke dalam jaringan bisnis Mynavi, lanjutnya, akan membuka kesempatan bagi para freelance kreator konten di Indonesia untuk dapat memasarkan keahliannya ke lingkup bisnis yang lebih luas.
“Hal ini sekaligus menjadikan jasa branding dan pemasaran digital semakin mudah diakses oleh seluruh pelaku bisnis, baik kecil, menengah, maupun besar dengan memberdayakan komunitas kreator konten Indonesia,” jelas Ryan.
Perkuat fondasi
Di lain sisi, sebagai perusahaan human resources (HR), public relation (PR), dan media terbesar di Jepang, Mynavi akan memperkuat fondasi serta memperluas jaringan bisnis Sribu ke pasar internasional.
Mynavi Corp Business Development Kazuyoshi Miyamoto mengatakan, pihaknya antusias menyambut bergabungnya Sribu ke dalam jaringan bisnis Mynavi.
“Dengan populasi lebih dari 260 juta atau setara dengan 40 persen dari total populasi Asia Tenggara, Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi kami. Terlebih, pemerintah Indonesia berkomitmen mengembangkan industri teknologi informatika, termasuk konten digital sebagai salah satu industri utama,” kata Kazu.
Melalui pengalaman, rekam jejak, dan keahlian Mynavi di bidang sumber daya manusia, lanjut Kazu, pihaknya berharap dapat turut mengembangkan sektor HR di Indonesia.
“Caranya adalah dengan menyiapkan sumber daya manusia berkualitas dan membangun infrastruktur yang menghadirkan berbagai alternatif cara bekerja bagi tenaga kerja di Indonesia," ujar Kazu.
Solusi end-to-end
Sribu memulai perjalanan sebagai situs freelancer berbasis crowdsourcing pada 2011. Selama lebih kurang 11 tahun beroperasi, startup asal Indonesia ini menghadirkan solusi end-to-end dalam jasa branding dan pemasaran digital.
Adapun tujuannya adalah untuk memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha dalam menentukan kebutuhan sesuai dengan bujet dan hasil yang ingin dicapai.
“Sribu menawarkan berbagai pilihan skema perekrutan mulai dari sistem kontes atau job posting, perekrutan langsung, pilihan paket, hingga solusi jasa branding dan pemasaran digital yang terintegrasi dari hulu ke hilir, dari strategi sampai eksekusi,” kata Ryan.
Jasa yang ditawarkan beragam, yakni terdiri dari pemasaran digital, desain, branding, pembuatan konten fotografi, videografi, copywriting, pembuatan website, dan aplikasi mobile.
“Kelebihan lain yang ditawarkan Sribu adalah akses terhadap puluhan ribu kreator konten terkurasi dengan beragam jenis keahlian. Pelaku usaha dapat melihat portofolio, rating, dan ulasan hasil kerja para freelancer,” jelasnya.
Saat ini, lebih dari 15.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta korporasi dari Indoensia maupun luar negeri telah menggunakan jasa Sribu.
“Kami melihat perkembangan yang sangat baik di bidang freelancing. Pelaku usaha sudah semakin terbuka dengan konsep freelance. Begitu juga para tenaga kerja melihat freelancing sebagai pekerjaan berprospek cerah,” kata Ryan.
Di sisi pelaku usaha, lanjutnya, Sribu melihat bahwa masa pandemi Covid-19 menjadi momentum yang mendorong mereka dapat memaksimalkan platform digital secara tepat dan efektif untuk kebutuhan pemasaran dan penjualan.
“Kami yakin bahwa ke depannya, ekosistem freelancing akan terbangun dengan sangat baik di Indonesia dan Sribu akan terus mempromosikan para freelancer Indonesia, terutama di bidang branding serta pemasaran digital,” jelasnya.
https://money.kompas.com/read/2022/03/31/184914726/perusahaan-jepang-resmi-akuisisi-startup-sribu-jaringan-freelancer-indonesia