"Pada November 2022, saat perhelatan G20, KCJB akan bereksperimen memulai uji coba pengoperasian, sehingga menimbulkan semangat bahwa semua sesuai proses," kata Ridwan Kamil, dikutip dari Antara, Kamis (07/04/2022).
Dia mengungkapkan, pembangunan KCJB tersebut sudah sesuai target dengan progres saat ini yang telah mencapai 80 persen. Adapun upaya pembagunan KCJB ini adalah untuk memajukan daerah di kawasan Bandung Raya.
"November 2022 warga Jawa Barat bisa melihat kereta api cepat terlihat di lapangan bolak-balik di atas rel dan akan dipamerkan di perhelatan G20,” ujar pria yang akrab disapa Emil ini.
Emil menjelaskan, dengan hadirnya KCJB ini, maka beberapa daerah akan terdampak proses pembangunan KCJB.
Hal ini juga diharapkan dapat mendorong investor di kawasan tersebut, serta memiliki multiplier effect.
“Tolong dicatat, kereta api cepat ini fungsinya ada dua, satu alat transportasi, kedua alat pertumbuhan wilayah. Ada stasiun akan tumbuh perkembangan di situ, sehingga masyarakat bisa tinggal di Walini, di Tegalluar. Nah, opsi itu menjadi mungkin," tambahnya.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan hingga saat ini pemasangan tunnel proyek KCJB sudah hampir selesai. Pihaknya hanya tinggal menyelesaikan errection girder box.
"Jadi, saat ini sudah melintasi kilometer 145, ke arah Tegalluar, Cileunyi. Dan itu memang kemarin agak lama di bawahnya ada jalan tol, sehingga kita harus hati-hati. Untuk pemasangan rel akan menggunakan teknologi dan memakai mesin, jadi lebih cepat enggak seperti kereta api biasa yang menggunakan cara konvensional," kata Dwiyana.
Berikut fakta-fakta seputar Kereta Cepat Jakarta-Bandung:
1. Investor
KCJB merupakan proyek dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang memperoleh penyertaan modal negara (PMN) sejumlah Rp3,4 triliun. PNM tersebut digunakan untuk pembayaran base equity capital atau kewajiban modal dasar dari konsorsium.
KCIC juga mendapatkan komitmen pendanaan dari China Development Bank (CDB) diperkirakan sekitar 4,55 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 65,4 triliun (Kurs Rp 14.362 per dollar AS). Adapun 75 persen dari nilai proyek KCJB dibiayai oleh China Development, sementara itu sisanya 25 persen dibiayai melalui ekuitas konsorsium.
Dari 25 persen ekuitas, sebesar 60 persen pendanaannya berasal dari konsorsium Indonesia yang merupakan pemegang saham mayoritas. Ini berarti pendanaan dari konsorsium Indonesia sekitar 15 persen dari nilai proyek, sisanya 85 persen dibiayai dari ekuitas, serta pinjaman China.
2. Sempat Molor
Pembangunan KCJB juga sempat mengalami kendala. Hal ini terjadi karena adanya longsor, dengan letak geografis yang harus melewati kondisi tanah lempung (clay shale). Atas kendala tersebut, progres pembangunan KCJB sempat molor beberapa bulan.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pihaknya terus mendorong percepatan pengerjaan KCJB yang sempat tertunda, utamanya di Tunnel 6.
"Karena adanya permasalahan longsor kemarin, jadi kita agak sempat tertunda sekitar 5-6 bulan. Kita bakal coba dipepet-pepetin langsung, kalau bisa ya 10 bulan dari sekarang sudah trial," kata Luhut.
3. Presidensi G20
Luhut juga mengatakan, proyek KCJB ditargetkan akan rampung dan memulai uji coba pada November 2022 ini saat presidensi G20. Dia juga mengatakan, uji coba ini dijadwalajan akan menghadirkan Presiden China Xi Jinping, untuk mencoba perdana kereta cepat ini bersama Presiden RI Jokowi.
"Mudah-mudahan Presiden Xi Jinping, dan Presiden Jokowi juga ada di Bali (saat Presidensi G20). Beberapa proyek besar kita dengan China juga akan kita coba resmikan pakai Zoom," kata Luhut beberapa waktu lalu.
https://money.kompas.com/read/2022/04/08/073000626/sederet-fakta-rencana-uji-coba-kereta-cepat-jakarta-bandung-saat-presidensi