Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Turun 0,33 Persen, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Malaysia hingga Thailand

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terdepresiasi akibat tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Ketidakpastian ini membuat aliran modal asing keluar (net outflow) dari pasar keuangan Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, depresiasi nilai tukar rupiah secara rerata mencapai 0,33 persen dibanding posisi akhir tahun 2021. Namun dia bilang, nilai tukar rupiah ini masih tetap terjaga.

"Nilai tukar Rupiah Indonesia tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah pada triwulan 1 2022 mengalami sedikit depresiasi sebesar 0,33 persen secara rata-rata," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Kendati terdepresiasi, wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, tingkatnya masih lebih baik dibanding nilai tukar negara kawasan.

Dia mencatat, mata uang Ringgit Malaysia mengalami depresiasi 1,15 persen year to date (ytd), Rupee India terdepresiasi 1,73 persen (ytd), dan Bath Thailand mengalami depresiasi 3,15 persen (ytd).

"Depresiasi rupiah tersebut adalah lebih rendah dibandingkan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Kalau Indonesia (hanya) depresiasi 0,33 persen," ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, depresiasi nilai tukar sedikit banyak turut dipengaruhi oleh keluarnya aliran modal asing. Dia menjabarkan, aliran modal asing sudah keluar (net outflow) 1,3 miliar dollar AS dari pasar keuangan pada tanggal 31 Maret 2022.

Investor banyak merelokasi aset ke instrumen dan negara lain untuk melindungi nilai. Saat terjadi eskalasi dan tingginya ketidakpastian global, mata uang dollar AS banyak dicari investor.

Keluarnya aliran modal asing, kata Ani, karena adanya peningkatan ketidakpastian global, termasuk karena eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina yang belum berakhir hingga saat ini.

"Pasar keuangan domestik mengalami tekanan di mana investasi portofolio mengalami net outflow sebesar 1,3 miliar dollar AS sampai 31 Maret 2022," sebut Ani.

Namun, cadangan devisa RI masih tinggi. Pada Maret 2022, nilainya mencapai 139,1 miliar dollar AS. Jumlahnya setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah.

Standar ini berada di atas standar kecukupan internasional yang biasanya dihitung pada sekitar 3 bulan kebutuhan impor.

"Jadi lebih dari 2 kali lipat dari standar kecukupan internasional," kata Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2022/04/13/105000326/rupiah-turun-033-persen-sri-mulyani-lebih-baik-dari-malaysia-hingga-thailand

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke