Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manfaatkan Sisa Anggaran, Sri Mulyani Sebut Penarikan Utang Susut Rp 100 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, penerbitan utang sudah menyusut hingga sekitar Rp 100 triliun per Maret 2022.

Bendahara negara ini menjelaskan, susutnya penarikan utang lewat Surat Berharga Negara (SBN) terjadi karena optimalisasi Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun 2021 dari gunggungan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA).

"Kami akan mengurangi issuance (penerbitan) utang dengan penggunaan SAL sampai Maret penurunan Rp 100 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Wanita yang karib disapa Ani ini menjelaskan, penyusutan utang juga terjadi lantaran pemerintah masih memiliki skema kerja sama berbagi beban (burden sharing) dengan Bank Indonesia (BI).

Skema tanggung renteng itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan SKB III yang masih berlanjut hingga tahun 2022.

"Kami akan lihat sisi bagaimana menjaga (utang), dengan dukungan BI ke kita tahun ini. SKB I dan III masih berjalan. Dari sisi belanja negara akan dioptimalkan, dan sisi pendapatan negara yang saat ini mengalami peningkatan karena komoditas meningkat, ini positif side," sebut dia.

Sampai Februari 2022, BI telah membeli surat utang pemerintah Rp 8,76 triliun berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) I, dengan rincian pembelian SUN Rp 6,06 triliun dan SBSN Rp 2,70 triliun.

Lebih lanjut dia menyatakan akan menjaga porsi penarikan utang sepanjang tahun 2022 mengingat adanya tekanan global yang akan berkonsekuensi kepada kondisi APBN, baik perang di Ukraina maupun normalisasi kebijakan The Fed.

"Kami terus melakukan adjustment dari sisi berapa jumlah penerbitan tenor SBN yang akan diterbitkan, waktu penerbitannya, dan sisi komposisi mata uangnya," tandas Sri Mulyani.

Sebelumnya, penarikan utang sudah turun 66,1 persen pada Februari 2022. Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang di bulan itu sebesar Rp 92,9 triliun atau 9,5 persen dari target APBN Rp 973,6 triliun. Pembiayaan menyusut dari Rp 273,8 triliun di Februari tahun 2021.

Secara lebih rinci, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto hingga Februari 2022 sebesar Rp 67,7 triliun atau 6,8 persen dari target Rp 991,3 triliun. Penerbitannya -75,1 persen dari Rp 271,4 triliun di Februari 2021.

Lalu, pinjaman neto mencapai Rp 25,2 triliun atau tumbuh 954,4 persen. Menyusutnya pembiayaan utang berdampak positif kepada posisi imbal hasil (yield) di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

https://money.kompas.com/read/2022/04/13/123000826/manfaatkan-sisa-anggaran-sri-mulyani-sebut-penarikan-utang-susut-rp-100

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke