Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jakarta Timur Bakal Jadi Kawasan Emas Baru, Seperti Apa?

Kepala Suku Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta Timur Widodo Soeprayitno mengatakan, Jakarta Timur merupakan kawasan paling luas di Jakarta dengan kepadatan penduduk yang paling rendah.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggodok Rancangan Perintah Gubernur (Rapergub) yang akan memudahkan pengembangan kawasan. Meski selama ini wilayah Jakarta Timur memang kerap tertinggal dibandingkan wilayah lain di Jakarta, namun pihaknya telah menyusun sejumlah rencana pengembangan wilayah sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki.

“Pemprov sedang menggodok Rapergub dimana isinya akan lebih ramah terhadap investasi yang masuk ke Jakarta. Misalnya dahulu dalam satu zonasi hanya bisa dibangun 30 persen kini dilonggarkan menjadi 60 persen. Melalui regulasi yang sedang disiapkan ini akan memudahkan investasi,” ungkap Widodo dalam Focus Group Discussion (FGD) Membedah Potensi Kawasan Emas Baru di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Widodo menjelaskan, Jakarta Timur masih memiliki potensi pengembangan yang sangat tinggi mengingat wilayah ini merupakan wilayah administrasi paling luas di DKI Jakarta sebesar 188,02 km2 dengan jumlah penduduk 3.037.193 jiwa.

Ini membuat kepadatan penduduk di Jakarta Timur relatif rendah jika dibandingkan wilayah lain di Jakarta, sehingga pengembangan Jakarta Timur masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setkor Kota Jakarta Timur Sarjono, mendorong sejumlah pengembang properti untuk masuk dan mengembangkan Jakarta Timur. Namun ia berharap pengembangan yang dilakukan tak hanya sekadar membangun hunian melainkan turut mendorong terciptanya ekosistem baru sehingga tercipta kawasan emas baru.

“Sebelumnya pengembang ini hanya jual kavling di Jakarta Timur, kemudian dibangun satu-satu saat ada yang membeli. Namun saat ini sudah ada Agung Podomoro yang sedang melakukan pembangunan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender. Artinya tren pertumbuhan memang sudah mulai mengarah ke Jakarta Timur,” jelasnya.

Wakil Ketua Kadin Bidang Properti dan Real Estate Jakarta Timur Rose Yunita menambahkan, industri properti memang merupakan industri pionir yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Sebab industri ini juga memiliki efek berganda alias multiplier effect tinggi.

Dari catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, industri properti akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan 147 industri turunannya. Dalam jangka pendek, pengembangan industri properti juga bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

“Ada lima sektor bisnis tumbuh dan berkembang di Jakarta Timur. Pertama dengan adanya infrastruktur, pemukiman kemudian ada manusia-manusia baru yang tinggal di wilayah tersebut. Ini kemudian akan berkembang ke sejumlah sektor lain seperti konstruksi, makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, serta SDM dan Pendidikan,” ujar Rose.

Sementara itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengungkapkan, wilayah Jakarta Timur memang memiliki tiga zona yang sebenarnya punya potensi melimpah namun tanpa adanya konektivitas yang baik antar zonanya.

“Zona 1 karena berdekatan dengan industri, kemudian banyak perkantoran di Kelapa Gading bisa menjadi pusat bisnis, sementara zona 2 bisa menjadi wilayah pemukiman, sedangkan zona 3 karena menjadi titik temua banyak transportasi, seperti LRT Jabodebek, MRT, Bandara Halim Perdana Kusumah sampai kereta cepat KCIC bisa menjadi hub transportasi yang akan mendorong pertumbuhan Jakarta Timur,” jelas Yayat.

Menurut dia, untuk mendorong rencana pengembangan tersebut, Pemprov DKI Jakarta maupun Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur perlu untuk menciptakan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan yang dapat menggali potensi-potensi wilayah secara optimal sehingga dapat menciptakan kawasan emas baru di Jakarta Timur.

https://money.kompas.com/read/2022/04/14/084500426/jakarta-timur-bakal-jadi-kawasan-emas-baru-seperti-apa-

Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke