Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Hanya Pencari Kerja, tapi HR Juga Kesulitan Mencari Pekerja

KESULITAN dalam mencari pekerjaan menjadi salah satu hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat.

Terutama dengan adanya pandemi COVID-19, banyak karyawan yang “dirumahkan” atau bahkan terkena PHK.

Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia, sebanyak 13,9 persen perusahaan melakukan pengurangan karyawan.

Di sisi lain, ternyata tidak hanya pencari kerja saja yang kesulitan, tetapi Human Resource (HR) juga sering mengalami kesulitan dalam mencari karyawan.

Untuk mengisi posisi pekerja yang kosong menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh para praktisi HR.

Apa penyebab HR kesulitan mencari pekerja?

1. Talent Gaps

Seringkali kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan pelamar yang ada. Baik secara demografis, pendidikan, maupun skill tidak memenuhi sehingga praktisi mengalami kesulitan untuk mendapatkan kandidat.

Kurangnya pengalaman kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan juga menjadi kesenjangan bagi praktisi HR untuk mencari kandidat yang tepat.

2. Employee’s market

Posisi yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan ternyata dibutuhkan juga oleh perusahaan lainnya.

Sehingga para praktisi HR kesulitan untuk mendapatkan kandidat pada posisi tersebut terlebih lagi jika minimnya kandidat yang memiliki skill tertentu.

3. Job posting

Postingan pekerjaan yang dilakukan, baik melalui job portal ataupun media sosial bisa menjadi salah satu faktor karena tidak diketahui oleh banyak orang.

Hal ini membatasi kandidat untuk menemukan bahwa perusahaan kamu sedang membuka lowongan.

4. Social distancing & technology

Bagi sebagian orang, melamar secara online seperti menggunakan website perusahaan masih menjadi suatu hal yang asing.

Pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan untuk mendapatkan kandidat yang masih asing dengan teknologi karena keterbatasan untuk melaksanakan walk in interview.

Tips untuk pencari kerja

1. Lengkapi CV

Buat CV atau Resume kamu dengan informasi yang lengkap. Misalnya, berapa lama pengalaman bekerja, posisi yang diduduki saat itu, dan ringkasan mengenai hal yang dikerjakan.

Hal ini dapat membantu praktisi HR untuk cepat melakukan screening CV kamu. Dan jangan lupa untuk cantumkan nomor handphone dan email yang aktif.

2. Tingkatkan skill kamu

Selama pandemi COVID-19, banyak online course yang bisa kamu ikuti untuk menambah skill dan pengetahuan kamu. Hal ini dapat menambah branding.

3. Membuat good impression saat interview

Ketika kamu mendapatkan panggilan interview, kenali perusahaan yang kamu lamar terlebih dahulu.

Hal ini dapat menunjukkan bahwa kamu tertarik dengan perusahaan tersebut dan membuat kamu lebih percaya diri ketika interview jika ditanya mengenai perusahaan.

Kamu juga bisa menjawab dengan STAR Methods, yaitu dengan menjawab terlebih dahulu situasi yang kamu hadapi, tugas yang kamu kerjakan, tindakan yang kamu lakukan saat itu, dan hasil dari pekerjaan yang kamu kerjakan seperti apa.

Hal ini akan membantu HR untuk mendapatkan informasi tentang kamu lebih lengkap.

4. Mengikuti program management trainee

Kamu fresh graduate? Tidak masalah! Saat ini banyak perusahaan besar yang membuat program Management Trainee sehingga bisa diikuti oleh kamu yang merupakan seorang fresh graduate.

Program Management Trainee adalah sebuah program bagi fresh graduate dengan memberikan pelatihan di setiap departemen dan akan dievaluasi oleh manager atau supervisor sehingga dapat ditempatkan di departemen yang dikuasai.

Tips bagi praktisi HR

1. Melakukan sourcing dengan berbagai cara

Supaya lowongan pekerjaan kamu dapat dilihat oleh banyak orang, kamu dapat melakukan sourcing dengan banyak cara.

Misalnya, dengan posting lowongan pekerjaan kamu melalui job portal, media sosial, atau bisa juga dengan meminta referral kandidat.

2. Memperkenalkan posisi yang sedang dibutuhkan

Untuk memberikan gambaran kepada kandidat seperti apa yang akan dikerjakan, ternyata tidak hanya melalui tanggung jawab pekerjaan yang kamu jabarkan.

Kamu dapat menggunakan media sosial perusahaan untuk menjelaskan mengenai posisi tersebut.

Misalnya, dalam bentuk video yang dapat membuat kandidat untuk lebih tertarik mengenal posisi yang akan dilamar.

3. Menemukan kandidat yang “potensial”

Selain menemukan kandidat yang tepat untuk memenuhi posisi yang kamu butuhkan sebagai praktisi HR, kamu dapat merekrut kandidat yang memiliki potensi untuk memenuhi posisi tersebut.

Ternyata tidak hanya pencari kerja saja yang kesulitan mencari kerja, tetapi praktisi HR juga kesulitan mencari pekerja.

Untuk memenuhi kesenjangan tersebut bisa dilakukan juga dari sisi pencari kerja maupun dari sisi praktisi HR.

Dengan mengetahui penyebab kesulitan mencari pekerja diharapkan praktisi HR dapat menghadapi tantangan tersebut dan para pencari kerja juga tidak merasa kesulitan dalam mencari kerja.

https://money.kompas.com/read/2022/04/20/070000126/tidak-hanya-pencari-kerja-tapi-hr-juga-kesulitan-mencari-pekerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke