Mengutip CNBC, Jumat (22/4/2022) harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi 1.946,73 per troy ounce. Sementara emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,4 persen ke level 1.948,20 dollar AS per troy ounce.
Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly pada Rabu kemarin mengatakan, dirinya meyakini rencana kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps) di bulan Mei adalah level yang 'lengkap' dan 'solid'. Kenaikan suku bunga AS yang agresif dinilai tepat dalam menghadapi lonjakan inflasi.
"Emas terkoreksi karena pasar mengharapkan The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga, sementara imbal hasil juga bergerak naik," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
Emas memang menjadi aset lindung nilai yang aman selama masa krisis politik dan ekonomi, termasuk terhadap inflasi, namun kenaikan suku bunga tidak menguntungkan bagi emas.
Kenaikan suku bunga membuat imbal hasil obligasi naik, namun di sisi lain meningkatkan peluang kerugian untuk memegang emas yang memang tidak memberikan imbal hasil.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun bergerak menuju puncak lebih dari tiga tahun pada Rabu kemarin. Aset berisiko seperti saham juga mengalami perbaikan pada pekan ini, sehingga membuat investor mulai beralih dari emas.
"Postur grafik indeks saham AS juga telah membaik minggu ini, sehingga menarik sejumlah uang dari logam yang merukan safe-haven (aset aman)," kata Analis Senior Kitco Jim Wycoff.
https://money.kompas.com/read/2022/04/22/102400126/gara-gara-the-fed-harga-emas-dunia-turun-