Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesan Erick Thohir ke Srikandi BUMN: Perempuan Jangan Takut Bicara Saat Merasa Tak Nyaman

Srikandi BUMN merupakan komunitas perempuan berkarya di BUMN untuk saling mendukung dalam berkarya dan berprestasi dengan beragam peran.

Hal itu disampaikan oleh Erick Thohir saat meluncurkan Respectful Workplace Policy (RWP) di Jakarta, Kamis (21/4/2022).

"Supaya ini meresap, jangan sebagai seremoni saja tanpa tahu artinya, karena kita bicara keseharian. Nukleus-nya sudah diberi kesempatan ketika kami Kementerian BUMN mengintervensi, para individunya juga sudah mulai membuat perubahan. Dan perempuan adalah nukleus yang luar biasa dalam perubahan-perubahan yang terjadi di kesehariannya," ujarnya melalui keterangan tertulis.

"Para perempuan yang hadir harus menjadi pendorong dalam keseharian, jangan takut speak out, jangan takut bicara ketika ada perbuatan yang tidak membuat nyaman, tetapi tentu disampaikan dengan cara yang baik juga," lanjutnya.

Selain itu, Erick juga menyoroti permasalahan fasilitas bagi kaum disabilitas dan tempat penitipan anak yang sampai sekarang belum terealisasi secara maksimal di tempat kerja BUMN.

Erick meminta agar BUMN dapat membuat roadmap mengenai pengadaan fasilitas bagi disabilitas dan tempat penitipan anak tersebut.

Erick juga berdialog dengan 6 tokoh perempuan dari lingkungan BUMN yaitu Kiki Eprina Arieanti (karyawati PT Angkasa Pura I), Laras Wuri Dianningrum D (karyawati milenial Pupuk Indonesia), Karina Trijono (UMKM Solo Putri binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), Dina Hanifah (mahasiswa Universitas Telkom, Peserta Magang Mahasiswa Bersertifikat BUMN), Galuh Puteri Pangesthi (karyawan difabel Telkom Indonesia), dan Vina Muliana (karyawati influencer).

Ketua Srikandi BUMN Indonesia Tina T. Kemala Intan mengatakan, kegiatan ini sekaligus mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam mewujudkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan di era modern, secara khusus di bidang pendidikan, dunia kerja terkait pemberdayaan perempuan dan tentunya kepemimpinan perempuan.

"Semua bisa dicapai dengan saling mendukung sesama perempuan di lingkungan kerja, yang akan menciptakan energi positif, meningkatnya produktivitas, dan tetap semangat dalam berkarya. Bentuk dukungan tersebut di antaranya melalui tiga pilar yaitu care, collaborate, dan contribute," ungkap Tina.

Karena itulah, RWP harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, karena inisiasi ini mengupayakan iklim kerja yang ramah terhadap perempuan dan mengedepankan persamaan hak berdasarkan kompetensi dan kualitas tanpa memandang gender. Untuk mendukung implementasi RWP, Kementerian BUMN membuat sebuah sistem monitoring, reward, dan punishment yang proporsional.

Output yang diharapkan dari inisiasi ini adalah perusahaan, karyawan, dan pihak terkait lainnya memberikan dampak besar pada kesehatan fisik, mental, kepuasan kerja, dan keterikatan pekerjaan yang berujung pada peningkatan produktivitas.

Dengan diterapkannya RWP akan membentuk lingkungan kerja yang dinamis dan produktif bagi semua karyawan baik laki-laki maupun perempuan.

Sekaligus membangun situasi kerja yang inklusif bagi semua pihak. Lebih dari itu, penerapan RWP diharapkan mampu mengatasi isu kesetaraan gender dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

https://money.kompas.com/read/2022/04/22/203000626/pesan-erick-thohir-ke-srikandi-bumn--perempuan-jangan-takut-bicara-saat-merasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke