Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertamina Sebut Fenomena di Teluk Bima Bukan Akibat Tumpahan Minyak

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Patra Niaga regional memastikan operasional di Fuel Terminal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), tetap berjalan normal, tidak ada kebocoran pipa seperti yang diisukan oleh beberapa pihak. Oleh sebab itu, fenomena alam munculnya gumpalan busa berwarna coklat di Teluk Bima diklaim bukan akibat tumpahan minyak.

Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani mengatakan, status operasional di Fuel Terminal Bima telah mendapatkan Proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Ini berarti bahwa Pertamina sudah patuh terhadap seluruh regulasi untuk pengelolaan lingkungan.

“Hingga saat ini, kami memastikan operasional di Fuel Terminal Bima berjalan lancar, tidak ada kegagalan operasi ataupun kebocoran pipa," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/4/2022).

Deden menambahkan, sebagai perusahaan dengan unit operasi yang berada di dekat lokasi kejadian, Pertamina akan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan para pihak terkait. Maka, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi terkait fenomena di Teluk Bima melalui pihak yang berwenang.

"Dimohon kepada para pihak untuk mendapatkan konfirmasi dari yang berwenang dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Madani Mukarom menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Sampel air dan gumpalan dari Teluk Bima juga telah diambil untuk diianalisa lebih lanjut di laboratorium, namun dugaan sementara fenomena itu berasal dari lumut atau ganggang laut.

"Untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan apa penyebab berkaitan dengan fenomena tersebut, kami telah mengambil sampel air laut dan gumpalan tersebut untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, pada hari ini Jumat (28/4/2022), juga telah dilakukan rapat koordinasi antara kementerian lembaga. Terdiri dari pihak Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian LHK, Dinas LHK Provinsi NTB, Dinas LHK Kabupaten Bima, hingga Pertamina.

Berdasarkan rapat koordinasi tersebut dugaan sementara memang menunjukkan bahwa kejadian di Teluk Bima adalah fenomena alam yang diduga 'sea snot' atau lendir laut.

"Dugaan sementara fenomena alam yang terjadi di teluk Bima kemarin adalah lumut atau ganggang dan tidak ada unsur pencemaran dari minyak. Namun kami belum bisa menyimpulkan secara pasti karena masih menunggu hasil laboratorium yang hari ini diharapkan bisa keluar hasilnya,” papar Madani.

https://money.kompas.com/read/2022/04/29/194000426/pertamina-sebut-fenomena-di-teluk-bima-bukan-akibat-tumpahan-minyak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke