KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Salin Artikel

Karier versus Jabatan

“WAH, keren, dia sekarang sudah jadi manajer.” Begitu terkadang kita mendengar celoteh orang mengenai kesuksesan, terutama di kalangan generasi lawas. Selain itu, di tempat lain, ada kandidat yang urung menerima tawaran sebuah pekerjaan karena bukan berada pada posisi manajerial. Padahal, ia sendiri sebenarnya tertarik pada tantangan yang diberikan dan sadar bisa belajar banyak hal di sana.

Di sisi lain, perusahaan menyadari bahwa banyak orang mengejar “judul” jabatan sehingga mereka pun memberikan jabatan manajer dan direktur yang cukup banyak di perusahaan. Tanpa peduli apakah pemangku jabatan tersebut memang benar-benar bertanggung jawab dalam mengarahkan departemennya untuk berkembang atau tidak. Hal terpenting, orang bangga dengan jabatannya.

Banyak orang terjebak pada paradigma jabatan ini. Kita sering kali mengaitkan jabatan dengan uang, kekuasaan, dan posisi. Orang sering menyebutnya sebagai climbing the corporate ladder.

Tak jarang pula kita melihat seorang direktur, bahkan menteri sekalipun yang ketika lengser dari jabatannya merasa gamang, tidak tahu ke mana akan mengarahkan kariernya. Sampai-sampai ia hilang arah dan sulit meniti kembali kariernya justru karena posisi tinggi yang sudah pernah diemban.

Alhasil, jabatan yang diemban seolah menjadi seperti beban atau malahan tidak berarti dalam karier individu. Ini sesungguhnya sangat berbahaya.

Jadi, apa beda jabatan dan karier? Bagaimana agar kedua hal tersebut dapat berjalan sinkron?

Karier vs jabatan

Perbedaan utama antara karier dan jabatan adalah jabatan lebih kuat berkonotasi dengan uang, kekuasaan, atau fasilitas. Sementara, karier lebih berlandaskan suatu tujuan jangka panjang, yang kita tuju dan garap dalam keseharian kita.

Fokus pada jabatan menjadikan kita melakukan hitung-hitungan. Sementara, fokus pada karier memberi kita semangat untuk selalu belajar dan menambah keterampilan, lepas dari apa pun jabatan kita.

Dengan perkembangan teknologi, evolusi industri, dan disrupsi, banyak jabatan mengalami guncangan. Orang yang berfokus pada karier akan segera menelaah keterampilan yang dimiliki serta apa yang harus ia kembangkan dan pelajari lebih lanjut untuk dapat mengikuti perubahan tuntutan zaman.

Dengan kejelasan karier dan kemajuannya, upah atau gaji akan sekadar menjadi konsekuensi saja. Pasalnya, hal yang lebih penting dan membuat kita bersemangat adalah nilai kontribusi yang bisa kita buat.

Banyak hal yang dapat kita petik sebagai pembelajaran dalam apa pun pekerjaan kita. Bekerja sebagai petugas customer service, kita belajar menangani keluhan pelanggan. Sebagai resepsionis, kita belajar cara bertutur kata dan membuat orang baru merasa nyaman.

Karier bisa ditata oleh individu sesuai dengan passion-nya. Bisa saja ia berpendidikan akuntansi, tetapi ternyata lebih tertarik pada analisis data. Oleh karena itu, ia kemudian mengarahkan kariernya menjadi data analyst. Karier membuat kita tertantang setiap hari serta mendorong kita berlomba dengan diri sendiri untuk membuat pekerjaan menjadi lebih berarti.

Memanfaatkan jabatan demi karier

Dengan menduduki suatu posisi jabatan, kita memang memiliki kesempatan untuk melakukan networking. Kita dapat berkenalan dan berhubungan dengan orang-orang di luar divisi kita, juga dengan anggota stakeholder lainnya. Semua ini bisa saja menunjang karier kita.

Kita juga perlu memanfaatkan kesempatan untuk berhubungan dengan orang yang lebih senior dan bisa dijadikan mentor. Beruntung bila kita bisa mendapatkan mentor yang memiliki jalur karier tidak konservatif dan monoton.

Hal terpenting, apa pun tanggung jawab yang dimiliki, kita harus melakukannya dengan extra mile. Dengan demikian, kita menciptakan kesempatan-kesempatan baru bagi karier.
Mengembangkan pola pikir berkarier

Belajar dari orang-orang yang kehilangan arah kariernya, kita tentu ingin membayangkan karier secara jangka panjang. Pejabat yang memiliki masa jabatan tertentu perlu berpikir tentang kariernya daripada sekadar jabatan yang sedang diembannya.

Dengan demikian, ia akan berpikir jangka panjang dan memastikan kualitas mutu kerjanya. Ketika masa jabatannya selesai, ia pun dapat meninggalkan nama baik yang memiliki dampak positif bagi masa depan karier selanjutnya.

Kita juga belajar memahami bahwa perjalanan karier tidak dapat dikelola dalam waktu yang singkat. Pertumbuhan pasti membutuhkan waktu, melibatkan hubungan dengan orang lain, refleksi diri, diskusi-diskusi panjang, dan tentunya banyak pembelajaran.

Tidak lupa kita pun perlu mengembangkan tim dalam pengembangan karier kita karena kesuksesan tim adalah sukses karier kita juga. Ingat, ada dua hal yang perlu kita kembangkan dalam perjalanan karier kita. Keterampilan teknis yang secara langsung berkontribusi pada produktivitas kita di pekerjaan dan keterampilan nonteknis, seperti kepemimpinan, keluwesan berkomunikasi, sampai kemampuan mengatur dan mengembangkan anggota tim kita yang semuanya akan berperan penting dalam kemajuan karier kita.

Pada masa awal karier, keterampilan teknis akan sangat menentukan keberhasilan kita. Namun, semakin panjang perjalanan karier, kita akan melihat semakin penting keterampilan nonteknis tersebut bagi kesuksesan kita.

Dalam menjalani hari-hari penuh kesulitan, kita dapat mengingatkan diri bahwa kita memiliki tujuan yang lebih jauh daripada sekadar kenaikan pangkat atau upah. Dengan begitu, semangat untuk menaklukkan rintangan akan berkobar lagi.

Melalui pola pikir pengembangan karier ini, kita mencanangkan cita-cita yang lebih jauh, lebih luas, dan lebih panjang daripada tujuan jangka pendek kita di pekerjaan.

Ingat, karier adalah perjalanan. Jabatan yang sedang dipangku saat ini adalah jawaban karier untuk here and now. Jalur karier kita dan tim kita masih panjang. Bila kita berpikir jangka panjang serta mengerjakan tugas-tugas kita dengan pemikiran bahwa semuanya ini demi masa depan karier kita, kita tidak akan merasa bosan, letih, dan kecewa.

With a career, you focus much more on your professional journey and achieving your goals.

https://money.kompas.com/read/2022/04/30/080300826/karier-versus-jabatan

Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Bagikan artikel ini melalui
Oke