Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Saham Perbankan Ini Jadi Rekomendasi Analis Usai Lebaran, Apa Saja?

Beberapa analis, mengandalkan 4 saham perbankan big caps seperti Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang bisa dikoleksi investor sebelum dan sesudah Lebaran 2022.

Banyak yang berpendapat, fundamental perusahaan yang tercermin dari kinerja keuangan tentunya menjadi basic bagi investor dalam memilih saham – saham apa saja yang akan dikoleksi. Fundamental yang baik juga tercermin dari kinerja kuartalan 4 bank yang disebukan sebelumnya.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sektor perbankan memang sudah menguat sejak awal tahun.

“Sektor perbankan merupakan sektor yang memiliki daya tahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti serta cepat recovery, saat kondisi mulai pulih. Rekomendasi saham sebelum dan sesudah lebaran, BBCA, BBRI, BMRI, dan ARTO,” kata Maximilianus beberapa waktu lalu.

Alasan koleksi saham perbankan

Senada dengan Maximilianus, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, secara umum pergerakan positif saham – saham perbankan masih menjadi kekuatan untuk menggerakkan indeks.

“Menjelang libur Lebaran, kemungkinan pelaku pasar melakukan aksi profit taking. Saham perbankan yang paling bagus dikoleksi menjelang dan sesudah Lebaran, ada BBNI, BBRI, dan BMRI,” ujar Hans.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Muhammaf Nafan Aji Gusta mengatakan hal yang sama. Menurut dia, meskipun pasar mengalami goncangan, namun kinerja fundamental perbankan cukup solid.

“Kalau kita lihat, secara fundamental, market domestik ini cenderung solid, dan dari sektor perbankan terjadi pertumbuhan yang cukup baik dari segi kredit, termasuk kredit investasi dan kredit konsumen. Beberapa saham yang patut dicermati adalah BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA,” ujar Nafan.


Kinerja 4 bank

Untuk lebih rinci mengenai kinerja perbankan mencakup BMRI, BBCA, BBNI, dan BBRI, simak uraian berikut ini:

1. BMRI

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Kamis (28/4/2022), laba bersih BMRI pada kuartal I-2022 melonjak 70 persen menjadi Rp 10 triliun. Kinerja ciamik tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 8,93 persen atau mencapai Rp 1.072,9 triliun.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 7,4 persen sebesar Rp 1.269 triliun. Kenaikan DPK ditopang oleh kinerja Livin’ by Mandiri yang mampu meningkatkan dana murah sebesar Rp 748,6 trilun atau tumbuh 10,93 pereen. Sementara ratio CASA BMRI mencapai 75 persen. Dengan kinerja tersebut aset BMRI tumbuh 8,4 persen, sebesar Rp 1.734,1 triliun.

2. BBCA

Pada tiga bulan pertama tahun ini BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 14,6 persen secara tahunan (year on year/yoy). Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan bisnis, antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA (dana giro dan tabungan).

CASA tumbuh secara berkelanjutan hingga 21,7 persen secara tahunan pada kuartal I-2022, sementara pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 2,5 persen menjadi Rp 14,5 triliun.

Secara total, pendapatan operasional BCA tercatat sebesar Rp 20,4 triliun atau naik 6,9 persen secara tahunan. Di sisi lain, seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 13,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

3. BBNI

BBNI pada tiga bulan pertama tahun 2022 berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun, tumbuh 63,2 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pencapaian laba bersih tersebut dihasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh 7,3 persen yoy menjadi Rp 8,5 triliun.

Sebagai upaya perbaikan kualitas kredit, pencadangan kredit turun tajam sebesar 26,1 persen secara yoy. Dari sisi penyaluran kredit, total baki kredit yang disalurkan sepanjang kuartal pertama 2022 tumbuh 5,8 persen yoy menjadi Rp 591,68 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,4 persen secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu 67,9 persen.


4. BBRI

BBRI mencatatkan kinerja positif di awal tahun 2022, dengan kenaikan laba bersih konsolidasi sebesar 78,13 persen menjadi Rp 12,22 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 6,82 triliun. Sementara untuk perolehan aset, pada akhir Maret 2022 tercatat aset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen yoy menjadi Rp 1.650,28 triliun.

Di kuartal I tahun ini, penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65 persen.

Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24 persen yoy dari Rp 826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp 903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/05/03/200000926/4-saham-perbankan-ini-jadi-rekomendasi-analis-usai-lebaran-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke