Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Telkom Rugi Investasi di GoTo, Stafsus Erick Thohir: Ini Bisnis Jangka Panjang, Bedakan dengan Jiwasraya

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tengah menjadi sorotan netizen di media sosial, khususnya Twitter. Hal itu terkait persoalan investasi yang dilakukan Telkom melalui anak usahanya, PT Telkomsel, terhadap PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Harga saham GoTo terus turun sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022 lalu. Pada perdagangan Selasa (17/5/2022) harga saham GoTo ditutup di angka Rp 200 per saham, lebih rendah dari harga IPO yang sebesar Rp 338 per saham.

Penurunan harga saham itu membuat Telkom mencatatkan unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi sebesar Rp 811 miliar dari investasinya di GoTo.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir terkait penurunan saham GoTo akan berdampak besar pada Telkom. Ia bilang, naik-turun nilai saham merupakan hal yang biasa.

"Telkomsel ini (investasi) untuk bisnis jangka panjang, bukan jangan pendek. Saham naik-turun itu biasa, yang penting Telkomsel punya bisnis di sana," kata dia saat berdiskusi dengan media di Sarinah, Jakarta, Rabu (17/5/2022).

Ia mengatakan, GoTo sebagai perusahaan teknologi memiliki potensi yang besar. Tercermin dari ekosistem GoTo baik dari sisi mitra maupun pengguna yang dapat mendorong kinerja Telkomsel.

"Potensinya ada 2,5 juta driver Gojek dikonversi jadi pelanggannya Telkomsel, hitung saja berapa setahun bisnisnya Telkomsel kalau 2,5 juta driver memakai telkomsel dengan pengeluaran pulsa Rp 50.000 sehari," jelas dia.

"Belum lagi kalau online shop-nya, ada advertising, dan sebagainya. Itu ada 11 komponen bisnis antara Telkomsel dengan Gojek, totalnya diperkirakan bisnis yang sudah berjalan itu sekitar Rp 370 juta dollar AS, itu hampir Rp 5 triliun lebih bisnis Telkomsel di sana. Ini informasi yang kami dapat," lanjut Arya.

Dia menekankan, bahwa investasi Telkomsel di GoTo berbeda dengan investasi yang dilakukan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Lantaran Jiwasraya hanya investasi di saham, tidak masuk ke dalam bisnisnya.

Terlebih lagi, pemegang saham GoTo bukan hanya Telkomsel, tapi juga terdapat perusahaan-perusahaan besar lainnya. Di antaranya ada SoftBank, Temasek, Google, Facebook, Alibaba Group, hingga Tencent.

"Jadi ini bisnis jangka panjang, bukan jangka pendek. Bedakan dengan Jiwasraya yang ketika dia masuk itu beli saham, enggak masuk bisnisnya, hanya nunggu investasi saham. Kemudian pemilik GoTo kan banyak yang kuat-kuat juga di sana," ungkapnya.

Selain persoalan investasi, perusahaan telekomunikasi berpelat merah ini juga menjadi sorotan terkait persoalan masa jabatan Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah.

Netizen menilai masa jabatan Ririek sudah melebihi batasan dan semestinya diganti. Ririek disebut-sebut sudah menjadi anggota Direksi Telkom sejak tahun 2012.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang BUMN, masa jabatan direksi BUMN tidak dapat melebihi 5 tahun dan dapat diangkat kembali melalui RUPS untuk satu kali masa jabatan. Artinya, direksi BUMN hanya dapat menjabat maksimal 10 tahun.

Terkait hal itu, Arya menjelaskan, Ririek baru diangkat menjadi diirektur utama pada tahun 2019, yang berarti masih dapat mengisi posisi pucuk pimpinan Telkom. Ia bilang, sebelumnya Ririek menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel.

"Pak Ririek itu diangkat 2019, sebelumnya Dirut Telkomsel bukan Dirut Telkom, ya masih bisa lah. Tapi kita kan belum tahu juga, nanti kan ada RUPS. Tapi di RUPS pun enggak ada agenda pergantian pengurusan. Jadi kalau soal waktu ya tadi 2019, baru 3 tahun," jelas dia.

Sebagai informasi, Ririek memang sempat menjabat sebagai Direksi Telkom sepanjang 2012-2015, kemudian ia menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel sepanjang 2015-2019 hingga akhirnya di 2019 diangkat menjadi Direktur Utama Telkom.

https://money.kompas.com/read/2022/05/18/050000626/soal-telkom-rugi-investasi-di-goto-stafsus-erick-thohir--ini-bisnis-jangka

Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke