Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wall Street Berakhir Merah, Investor Masih Lakukan Aksi Jual, Saham–saham Retail Masih Tertekan

DJIA turun 236,94 poin, atau 0,75 persen, menjadi 31.253,13 setelah sehari sebelumnya juga mengalami penurunan terdalam sejak tahun 2020. S&P 500 melemah 22,89 poin atau 0,59 persen, sementara Nasdaq Composite juga turun 0,26 persen menjadi 11.388,50, melanjutkan penurunan di hari sebelumnya 4,7 persen.

"Aksi ambil untung bagi investor dilakukan untuk bersiap menghadapi volatilitas yang berkepanjangan. Kami percaya bahwa volatilitas akan menjadi narasi investor untuk keseimbangan kuartal II tahun 2022,” kata Greg Bassuk, CEO di AXS Investments dikutip dari CNBC.

Pada pekan ini, S&P 500 dan Nasdaq turun lebih dari 3 persen pada pekan ini, sementara DJIA telah kehilangan 2,9 persen. Kerugian tersebut, salah satu penyebabnya adalah laporan kuartalan perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi.

Saham perusahaan retail terbesar ambles

Perusahaan retail terbesar, Target dan Walmart yang menunjukkan kenaikan biaya bahan bakar yang lebih tinggi untuk operasional, sementara permintaan konsumen tertahan di tengah inflasi. Saham Target, ambles 24 persen pada hari Rabu, dan pada hari Kamis saham Target anjlok lebih rendah lagi, yakni 5,1 persen.

“Penjualan pada perusahaan-perusahaan barang atau konsumen lainnya pada kuartal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi akhirnya berdampak pada pendapatan,” kata Maneesh S. Deshpande, kepala strategi ekuitas AS di Barclays.

Saham Cisco memimpin pelemahan di sektor teknologi dengan penurunan 13,7 persen. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan merilis penurunan pendapatan pada kuartal pertama tahun 2022. Di sisi lain, rebound di beberapa saham teknologi, seperti saham Synopsys yang melonjak 10,3 persen dan Datadog melonjak 9,6 persen.


Investor beralih ke saham teknologi

Jonathan Krinsky, kepala teknisi pasar BTIG mengatakan, sektor teknologi memang mengalami tekanan sejak awal tahun ini, namun kekhawatiran investor akan resesi mendorong aksi jual pada saham – saham di sektor retail dan beralih ke saham teknologi.

Saham di S&P 500 mencapai posisi terendah baru, setelah saham Target mencapai posisi terendah sejak November 2020. Sementara saham Walmart diperdagangkan pada titik terendah sejak Juli 2020. Saham Bank of America dan Charles Schwab turun ke level terburuk sejak Februari 2021, dan Saham Intel telah jatuh ke posisi terendah sejak Oktober 2017.

“Masalahnya sekarang tampaknya tidak ada tempat untuk bersembunyi. Saham konsumen masih mencatatkan pertumbuhan yang rendah. Dengan kata lain, uang berputar menjadi cash, bukan antar sektor yang berbeda. Ini mengonfirmasi, bahwa beli di pasar bearish jauh lebih mudah,” kata Krinsky.

https://money.kompas.com/read/2022/05/20/064000826/wall-street-berakhir-merah-investor-masih-lakukan-aksi-jual-saham-saham-retail

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke