Regional Marpolex 2022 dilaksanakan selama 4 hari, yakni pada 24 - 27 Mei 2022 di Perairan Makassar yang melibatkan sejumlah negara.
Dari Indonesia yakni Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2006 dan Tim Daerah dari Sulawesi Selatan.
Selain itu, negara lain yang terlibat aktif adalah Filipina melalui Philippine Coast Guard dan Jepang melalui Japan Coast Guard. Indonesia selaku tuan rumah juga mengundang observer dari Australia, Singapura, Malaysia, Denmark, dan negara lain.
Hadir secara virtual, Budi Karya mengatakan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melindungi lingkungan laut. Penyelenggaraan Marpolex Regional 2022 merupakan salah satu bukti nyata komitmen Indonesia dalam menjalankan tugas tersebut.
“Indonesia dan Filipina adalah 2 dari negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kesamaan, yakni memiliki wilayah perairan yang lebih luas dari wilayah daratan sehingga membuat transportasi laut memiliki peranan yang sangat penting sebagai urat nadi perekonomian nasional,” ujar Budi dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).
Regional Marpolex yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dan Filipina dengan dukungan dari Pemerintah Jepang.
Menhub menilai hal tersebut merupakan wujud nyata dari kerja sama regional yang dibentuk untuk segera merespons ancaman yang disebabkan oleh pencemaran minyak dan upaya pelestarian lingkungan laut.
Budi Karya juga menjelasan alasan pemilihan perairan di sekitar Pelabuhan Makassar sebagai lokasi pelaksanaan Regional Marpolex 2022.
Menurutnya, hal ini berdasarkan pertimbangan karena perairan Makassar berhubungan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar.
Dengan kata lain, lokasi tersebut menjadi jalur pelayaran internasional. Praktis, intensitas kegiatan pelayaran, kegiatan migas dan kegiatan lainnya di perairan Makassar cukup tinggi.
“Hal ini tentunya meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan tumpahan minyak yang mencemari dan/atau merusak lingkungan laut,” ungkap Budi Karya.
“Dengan demikian tentunya diperlukan kesiapsiagaan personel dan peralatan untuk menanggulangi musibah pelayaran sebagai perbantuan untuk wilayah Selat Makassar,” katanya.
Untuk itulah, jelas Budi, kegiatan Regional Marpolex diselenggarakan, yakni untuk menguji dan mengevaluasi tata cara penanganan tumpahan minyak pada skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Ajang ini juga untuk melatih dan meningkatkan kerja sama dan kemampuan personel ketiga negara dalam hal pengamatan, pengamanan, operasi SAR, pemadaman kebakaran, serta pencegahan dan penanggulangan musibah tumpahan minyak, serta penanggulangan dampak tumpahan minyak di laut.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia, Capt Mugen S Sartoto.
Dia menjelaskan, kegiatan ini akan diisi dengan berbagai latihan, termasuk pelatihan untuk perhitungan biaya operasi penanggulangan tumpahan minyak serta biaya klaim dan kompensasi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Mugen melanjutkan, penyelenggaraan Regional Marpolex tahun 2022 akan menggunakan konsep real situation.
Artinya, pelaksanaan pelatihan dikondisikan sesuai dengan keadaan pada saat terjadi nyata keadaan darurat tumpahan minyak di laut, baik dari segi mekanisme prosedur, alur komando, komunikasi, dan penyampaian informasi serta organisasi operasi.
“Dengan menggunakan konsep real situation scenario, diharapkan tujuan utama dari latihan ini dapat tercapai, yaitu melatih dan familiarisasi prosedur, tugas dan aktifitas organisasi operasi penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut sebagai bekal persiapan jika terjadi nyata,” katanya.
https://money.kompas.com/read/2022/05/24/201122726/buka-marpolex-2022-menhub-ingatkan-risiko-laut-tercemar-karena-tumpahan-minyak