Pasalnya, potensi bencana terus ada di masa depan. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 139 gunung api aktif yang letusannya mengancam masyarakat.
Tercatat dari 2015-2021, ada sekitar 121 letusan gunung api di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan pun menjadi salah satu bencana yang mengancam masyarakat.
“Dibutuhkan komitmen global untuk mengimplementasikan manajemen resiliensi dari bencana demi pembangunan yang berkelanjutan,” kata Jokowi dalam pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) dikutip Kompas.com, Jumat (27/4/2022).
Jokowi memaparkan, sebagai negara yang berisiko tinggi mengalami bencana, Indonesia dituntut untuk memiliki konsep mitigasi bencana yang tepat.
Untuk itu pemerintah melakukan berbagai langkah, seperti membuat sistem peringatan dini dan membangun kesadaran masyarakat akan bencana.
Adapun saat ini, untuk membantu menghadapi berbagai macam bencana, Indonesia sudah melakukan investasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, termasuk memastikan transfer teknologi dan akses pendanaan untuk risiko bencana berjalan dengan baik.
“Kesiapan dan manajemen resiliensi yang tepat sangat memengaruhi seberapa banyak kerugian yang dialami,” sebutnya.
Sebagai informasi, GPDRR/Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana adalah pertemuan multipemangku kepentingan yang diselenggarakan oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) setiap tiga tahun.
Misinya untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, serta mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Sebagai tuan rumah GPDRR ke-7 tahun, Indonesia mengangkat tema From Risk to Resilience: “Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World".
https://money.kompas.com/read/2022/05/27/120000726/jokowi-tekankan-kerja-sama-global-buat-mitigasi-bencana-di-masa-depan