Salah satu nasabah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, manajemen Wanaartha Life selalu berkelit. Pihaknya sudah lelah menerima alasan yang diajukan pihak manajemen Wanaartha Life.
"Harapan kami tolong jangan dibawa muter-muter dengan alasan yang terjadi, alasan pembekuan (aset) oleh Kejaksaan Agung ataupun manipulasi data yang terjadi (di dalam Wanaartha Life)," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).
Ia menambahkan, nasabah hanya berpegang kepada ketentuan polis. Mereka ingin segera dibayar.
Nasabah bilang, polis yang dipegang merupakan dokumen legal yang mengikat kewajiban Wanaartha Life kepada nasabah untuk membayarkan kewajibannya.
Tak hanya itu, nasabah juga masih menyayangkan sistem pencairan polis prioritas yang masih berbelit. Ia membeberkan, direksi Wanaartha Life telah menanggapi hal tersebut dan akan memperbaiki sistem yang ada.
"Kami juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperhatikan tugas pokok dan fungsinya. Apapun yang terjadi, ini bukan kesalahan kami," tegas dia.
Ia berharap dengan adanya pergantian Dewan Komisioner OJK nanti, nasabah tetap mendapatkan perlindungan dan pendampingan. Nasabah berharap, tim yang baru nantinya tetap memeperhatikan tugasnya dan bertindak nyata dalam melindung konsumen.
Soal skema pembayaran prioritas, nasabah menceritakan, perusahaan masih akan terus melanjutkannya. Ia bilang, Wanaartha Life rencananya akan mencairkan uang sebesar Rp 1,6 miliar guna membayar nasabah prioritas bulan ini.
Sebelumnya dalam upaya mediasi yang dihadiri perwakilan nasabah, OJK, dan manajemen Wanaartha Life Kamis (2/6/2022), nasabah ingin perusahaan lebih transparan soal kondisi keuangan.
Nasabah juga meminta diadakan pertemuan rutin dengan manajemen untuk memantau perkembangan proses pembayarannya.
"Kami minta pertemuan rutin untuk mendapatkan win-win solution antara nasabah dan Wanaartha Life," tandas dia.
https://money.kompas.com/read/2022/06/03/120600926/nasabah-gagal-bayar-wanaartha-life--kami-jangan-dibawa-muter-muter