Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Startup Indonesia Diterpa Gelombang PHK?

KOMPAS.com – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sedang melanda industri startup di Indonesia. Mengapa hal tersebut bisa terjadi dan apa solusinya?

PHK startup belakangan ini disebut-sebut ada kaitannya dengan fenomena road to profitability, sebagai antitesis buble burst atau dikenal dengan ledakan gelembung yang terjadi di startup.

Salah seorang pelaku startup Alfian Pamungkas yang juga CEO PT Cloud Hosting Indonesia (Idcloudhost) buka suara terkait hal ini.

“Efisiensi bagi startup mutlak dilakukan sedini mungkin, agar road to profitability startup semakin konkret," ujarnya dalam sebuah keterangan yang dikutip pada Minggu (5/6/2022).

Sesuai namanya, road to profitablity bisa dikatakan merupakan fenomena kesadaran bahwa startup sebagai peluang berusaha, tidak semata-mata tumbuh dengan membakar uang, tetapi tumbuh dengan fundamental operasi yang kuat.

Terkait hal ini, fokus operasional sebagai bagian dari langkah memperkuat fundamental bisnis, saat ini menjadi perhatian para startup.

Tak ayal, mereka mulai memprioritaskan fokus bisnis dan kinerja operasional bisnisnya. Hal tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, antara lain ketajaman product-market fit, efisiensi operasional, serta penciptaan arus kas yang sehat.

"Kami turut prihatin dengan fenomena startup yang tengah mengalami kesulitan keuangan, Sebagai startup teknologi, kami selalu berdiskusi dengan teman-teman sesama startup, karena bagi kami, teknologi harus menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh teman-teman startup,” tandasnya.

Potret perkembangan startup Indonesia

Perkembangan startup di Indonesia berjalan bersamaan dengan pertumbuhan internet dari tahun ke tahun.

Pengguna internet yang semakin mudah dan meningkat setiap tahunnya, menjadi peluang besar bagi para pendiri startup dalam mengembangkan bisnisnya.

Berdasarkan data Startup Ranking, per Maret 2022 terdapat 2.331 startup di Indonesia dan menduduki posisi kelima terbanyak di dunia.

Jumlah perusahaan kecil dan startup di Asia-Pasifik terus bertumbuh. Dari drone bawah air hingga sistem propulsi satelit.

Ada pula startup yang bergerak di bidang hospitality hingga mengatasi masalah untuk meningkatkan transportasi di kota-kota yang padat, serta memperluas konektivitas yang terjangkau di daerah terpencil sampai mencegah pemborosan makanan.

Di sisi lain, pertumbuhan startup tidak sebanding dengan angka kebutuhan pendanaan untuk dukungan modal kerja startup.

Kebijakan ekonomi Amerika Serikat ditengarai juga menjadi pemicu kondisi ekonomi makro dunia, yang pada gilirannya mendorong para startup juga harus merumuskan ulang prioritas usahanya untuk perbaikan kinerja operasionalnya.

Terkait hal ini, Alfian Pamungkas menjelaskan bahwa pihaknya menyediakan layanan cloud seperti VPS dan Baremetal bagi startup, yang menjadi solusi agar dapat beroperasi dengan lebih efisien.

“Selain andal, layanan VPS dan Baremetal juga lebih hemat. Hasil penghematan ini, dapat digunakan oleh para startup untuk meningkatkan belanja pada area yang lebih membutuhkan seperti mempertahankan karyawan yang dibutuhkan", tambah Alfi.

https://money.kompas.com/read/2022/06/05/184352826/mengapa-startup-indonesia-diterpa-gelombang-phk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke