Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak Strategi Investasi Saat Pasar Volatil

Menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana, untuk mendukung tujuan finansial yang stabil, perlu adanya strategi investasi yang dilakukan, utamanya saat pasar tengah bergejolak. Salah satu caranya adalah dengan mengatur ulang portofolio investasi.

“Dua kondisi yang berbeda ini mempengaruhi strategi investor agar tujuan finansial masa depan mereka dapat tetap tercapai. Di tengah kondisi pasar global yang masih volatil, meskipun pasar saham masih memberikan potensi keuntungan yang menarik, investor sebaiknya tetap terdiversifikasi,” kata Krizia dalam siaran pers, Kamis (9/6/2022).

Krizia merinci, saat ini tekanan dari global masih besar pengaruhnya ke pasar finansial domestik. Ada tiga faktor utama yang masih mempengaruhi pasar global yaitu tekanan inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

Risalah FOMC di bulan Mei mengindikasikan sikap Fed yang lebih fleksibel terhadap arah kebijakan moneter, dengan front loading kenaikan suku bunga memberi fleksibilitas untuk melakukan perubahan kebijakan tergantung kondisi yang ada.

Menurut Krizia, pasar finansial menginterprestasikan hal itu sebagai indikasi The Fed dapat mengubah laju kenaikan suku bunga tergantung pada kondisi ekonomi setelah rencana kenaikan bunga sebesar 50 bps di Juni dan Juli 2022.

Krizia menjelaskan, walaupun sejauh ini kondisi ekonomi AS masih tetap suportif, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat konsumsi dan pendapatan, namun indeks keyakinan konsumen dan bisnis AS yang menjadi indikator tren aktivitas ekonomi mengalami penurunan.

Kondisi ini mendukung pandangan Fed yang lebih fleksibel, mengambil keputusan kebijakan berdasarkan perkembangan ekonomi ke depannya.

Sementara di Asia, perbaikan kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan, dan stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah China menjadi katalis penting untuk mendukung sentimen yang lebih positif di Asia.

“Kondisi makroekonomi Asia tertopang oleh kinerja ekspor yang kuat didukung oleh ekspor barang elektronik dan komoditas sumber daya alam, sehingga berdampak positif bagi stabilitas makroekonomi dari sisi transaksi berjalan dan nilai tukar,” jelasnya.

Sementara dari dalam negeri, ada enam faktor yang mendukung sinyal penguatan perekonomian Indonesia, yaitu inflasi yang relatif terkendali, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas, ekspansi ekonomi Indonesia, peran penting new economy, valuasi aset finansial yang menarik, dan kepemilikan asing yang cenderung rendah.

“Inflasi yang relatif terkendali dan suku bunga riil yang relatif tinggi dibandingkan negara lain memungkinkan pengetatan moneter domestik tidak seagresif pengetatan moneter The Fed atau bank sentral global lain,” jelas Krizia.

Di sisi lain, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas memberikan dampak positif. Kontribusi ekspor komoditas yang cukup tinggi berhasil mendorong neraca perdagangan dan menjaga stabilitas Rupiah di tengah memburuknya sentimen dunia terkait inflasi, suku bunga dan harga komoditas yang tinggi.

Dia mengatakan, ekspansi ekonomi juga menjadi daya tarik di tengah normalisasi global. Adapun katalis utamanya adalah percepatan pemulihan ekonomi ke depan. Di kuartal keempat 2021, pertumbuhan PDB tahunan Indonesia berhasil kembali ke level 5 persen.

Sentimen positif lainnya yakni dengan adanya new economy yang mendukung pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan. Selama pandemi, new economy telah menunjukkan peran yang penting dan kontribusi pendapatan dari sektor ini diperkirakan akan mencapai 9 persen pada PDB di 2023.

“Saat ini, kontribusi utama datang dari e-commerce, namun ke depannya e-logistik, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan kesehatan akan meningkat. Hal ini diperkirakan dengan dasar perhitungan penetrasi saat ini yang masih rendah,” tambahnya

Dia juga menilai valuasi aset finansial cukup menarik setelah ketertinggalan kinerja pasar Indonesia di 2021. Selain itu, kepemilikan asing yang cenderung rendah pada aset finansial juga membuat risiko outflow lebih rendah.

“Penambahan alokasi investasi pada aset dengan korelasi yang rendah dan risiko yang relatif rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang, juga tetap perlu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi pasar global yang volatil,” ujar dia.

Krizia mengatakan, bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar domestik dapat memanfaatkan reksa dana saham. Adapun jumlah porsi penempatan investasi pada reksa dana saham, pasar uang, maupun pendapatan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing investor memperhatikan faktor seperti, tujuan investasi, jangka waktu investasi dan kebutuhan likuiditas yang berkaitan erat dengan toleransi risiko.

“Dengan mengetahui perkembangan pasar terkini dan melakukan penyesuaian pada komposisi portofolio, investor diharapkan dapat merealisasikan berbagai tujuan keuangannya di masa depan,” kata dia.

https://money.kompas.com/read/2022/06/10/072230226/simak-strategi-investasi-saat-pasar-volatil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke