Sebagai regulator, BEI mengaku akan berusaha memastikan mekanisme pasar berlangsung dengan teratur, wajar dan efisien. Hasan meminta agar investor tidak panik dan bereaksi berlebihan terhadap kondisi ekonomi global dan kondisi perusahaan–perusahaan tercatat.
“Pada gilirannya tentu kita berharap investor tidak panik, tidak bereaksi berlebihan dan tetap memantau perkembangan pasar dan kondisi perusahaan-perusahaan tercatat,” kata Hasan kepada wartawan, Selasa (14/6/2022).
Hasan mengatakan, dengan penerapan Crisis Management Protocol di Bursa, serta dukungan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, ia yakin BEI dapat memitigasi dampak negatif dan risiko yang terjadi.
“Koreksi dalam di pasar saham tentunya bukan kali pertama terjadi, sehingga kami yakin dengan Crisis Management Protocol yang kami miliki serta dukungan maupun koordinasi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan OJK, dampak negatif dan risiko yang mungkin terjadi dapat dimitigasi dengan baik,” kata Hasan.
Belakangan ini, IHSG memang berada dalam tekanan. Bahkan sempat turun melewati level 7.000. Menurut Hasan, ada beberapa faktor yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG sempat turun tajam.
Sebagai informasi, IHSG turun 1,9 persen dalam sepekan terakhir. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya pada posisi 6.933,41 pada awal pekan ini.
“Penurunan indeks beberapa waktu terakhir ini, termasuk IHSG yang sempat menyentuh level kembali di bawah 7.000, tidak hanya terjadi di bursa Indonesia saja. Dari hampir 40 bursa utama dunia,” ujar Hasan.
Namun demikian, secara tahunan, Hasan mengatakan hanya ada 10 bursa yang menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk bursa saham di tanah air, yaitu IHSG yang masih tumbuh lebih dari 6 persen.
Pasan mengatakan, penurunan indeks ini dipicu oleh beberapa faktor utamanya adalah kenaikan harga-harga komoditas dunia yang dipicu salah satunya oleh ketidakpastian yang ditimbulkan akibat perang Ukraina dan Russia.
“Efek berikutnya memicu tingkat inflasi yang tinggi di hampir seluruh negara di dunia yang pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran pada investor bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga secara agresif,” ujar dia.
Walau demikian, pada penutupan Selasa (14/6/2022), IHSG kembali ke level 7.000, tepatnya, 7.049,88. Hal ini menurut Hasan tidak lepas dari optimisme pasar terhadap ekonomi di Indonesia yang berangsur pulih. Dalam sebulan terakhir IHSG mampu menguat 6,8 persen, dan dalam setahun naik 7,12 persen.
"Terkait dengan IHSG, kita bersyukur pertumbuhan IHSG yang masih positif menunjukkan optimisme market terhadap potensi pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Hasan.
https://money.kompas.com/read/2022/06/15/083000426/bei-minta-investor-jangan-panik-saat-ihsg-turun-tajam