Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Taipan Berbondong-bondong Tinggalkan Rusia, Apa Sebabnya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Para taipan atau orang kaya di Rusia berbondong-bondong meninggalkan negaranya setelah ada kabar invasi ke Ukraina dan sanksi dari negara Barat.

Henley and Partners, perusahaan yang membantu klien kaya pindah ke luar negeri mengatakan, jumlah taipan yang pergi tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

Sanksi dari negara Barat kepada Rusia ini dikabarkan menjadi biang kerok taipan di Rusia pergi. Rusia diperkirakan menderita kerugian bersih sekitar 15.000 individu dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI).

Ini dapat didefinisikan sebagai orang dengan aset bersih sekitar 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14,7 miliar (kurs 14.700) pada tahun 2022, dibandingkan dengan 5.500 pada 2019. Atau, angka tersebut setara dengan 15 persen dari populasi orang kaya di Rusia.

Kepala Peneliti di Perusahan Analitik New World Wealth Andrew Amoils mengatakan, Rusia telah menghancurkan para jutawan di negaranya.

"Angka migrasi kekayaan adalah ukuran penting dari kesehatan ekonomi. Ini juga bisa menjadi pertanda buruk yang akan datang," kata dia, dikutip dari CNN, Rabu (15/6/2022).

"Jika melihat keruntuhan negara besar manapun dalam sejarah, biasanya didahului oleh migrasi orang kaya dari negara itu," imbuh dia.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyangkal laporan tersebut. Ia bilang, Rusia tidak memperhatikan tren taipan yang keluar dari negaranya.

Sedikit catatan, tingkat migrasi orang kaya dan berkuasa Rusia sempat turun tajam pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19 membuat penjalanan internasional dan perbatasan ditutup.

Di sisi lain, berdasarkan data dari Dana Moneter Internasional atau IMF, perekonomian Rusia diperkirakan menyusut sebesar 8,5 persen tahun ini.

Hal ini lantaran negara Barat memberikan sanksi hukuman terhadap Moskow. Dalam kasus ini, sanksi termasuk juga mengusir beberapa bank Rusia dari SWIFT, jaringan pembayaran global, dan membekukan sekitar setengah dari cadangan internasional negara tersebut.

Tak hanya itu, puluhan perusahaan barat, termasuk beberapa retail kelas atas juga telah berhenti berbisnis di negara itu.

Berdasarkan data yang dimiliki Henley and Partners, jumlah taipan yang akan meninggalkan Rusia diprediksi lebih dari 9 kali lipat dibandingkan tahun 2021.

Adapun, para taipan Rusia ini diperkirakan akan melangkahkan kakinya menuju negara-negara di Eropa Selatan. Kabarnya, sebagian dari mereka memiliki rumah kedua di sana.

Selain itu, Uni Emirat Arab juga dilirik dapat menjadi tempat persinggahan para taipan karena tarif pajaknya nol.

Uni Emirat Arab diprediksi akan menyalip Amerika Serikat dan Inggris Raya sebagai tujuan para taipan yang berpindah tahun ini.

Henley & Partners memperkirakan negara tersebut menyambut 4.000 HNWI pada akhir tahun, dibandingkan sekitar 1.000 setiap tahun sebelum pandemi.

Amoils membeberkan, para taipan tertarik ke Uni Emirat Arab sebagai pusat bisnis internasional karena memiliki reputasi sebagai oasis yang aman di kawasan Timur Tengah dan Afrika.

https://money.kompas.com/read/2022/06/15/133300926/para-taipan-berbondong-bondong-tinggalkan-rusia-apa-sebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke